Ketegangan Politik Cina dan AS Akan Hambat Kerja Sama Iklim
Internasional

Ketegangan Politik Cina dan AS Akan Hambat Kerja Sama Iklim

Channel9.id-Cina. Diplomat senior Cina, Wang Yi telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa ketegangan politik kedua negara dapat menghambat upaya kedua negara adidaya tersebut untuk bekerja sama dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global, Kamis (2/9/2021).

Konselor Kenegaraan Cina dan Kementerian Luar Negeri AS memberitahu utusan ahli iklim AS John Kerry lewat video pada hari Rabu bahwa kerjasama kedua negara dalam melawan pemanasan global ini ibarat seperti “oasis”.

“Namun disekitar oasis itu adalah gurun yang luas, dan oasis itu juga dapat mengering dalam waktu dekat ini. Kerja sama AS dan Cina dalam melawan pemanasan global ini tidak bisa dipisahkan dari hubungan AS dan Cina secara luas,” kutip pernyataan dari Kemenlu AS.

“Kami sudah menunjukkan niat baik. Semuanya yang ingin bertemu dengan anda harus menghabiskan waktu dua minggu untuk dikarantina dan kita melakukan itu agar dapat berdiskusi dengan AS perihal isu bersama,” kutip Wang oleh stasiun TV nasional Cina, CCTV.

Baca juga: Reaksi Warga AS Terhadap Pembatasan Bermain Video Game di Cina

Kerry mengatakan kepada Wang kalau AS masih berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menghadapi krisis iklim, dan mendorong Cina untuk terus mengurangi emisi gasnya, ujar juru bicara Kemenlu AS.

“Sekretaris Kerry menekankan bahwa AS masih berkomitmen untuk bekerja sama dengan siapapun dalam melawan krisis iklim, yang mana masalah ini harus ditanggapi dengan serius, dan Kerry juga mendukung Cina untuk terus mengurangi gas emisinya,” ujar si juru bicara.

Amerika, yang kembali melanjutkan perannya dalam melawan pemanasan global setelah sempat vakum selama empat tahun dibawah kepemimpinan Donald Trump, telah lama berharap untuk dapat memisahkan hubungan AS-Cina dalam menangani isu iklim ini dengan hubungan AS-Cina secara luas seperti misalnya soal isu perdagangan, HAM dan asal-usul virus Covid-19.

Kerry saat ini sedang di daerah utara Cina, kota Tianjin, untuk dapat bertemu langsung dengan Xie Zhenhua, utusan ahli iklim Cina, dalam membahas kerja sama dua negara dalam menghadapi krisis iklim saat ini.

Para pengamat iklim berharap kalau pertemuan itu dapat memantik perjanjian yang lebih ambisius lagi oleh kedua negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“AS dan Cina harus segera menyadari bahwa diluar hubungan mereka yang dianggap oasis dan gurun itu, nasib planet kita sedang bergantung kepadanya,” ujar Li Shuo, penasihat iklim senior dari kelompok Greenpeace.

“Jika kerja sama mereka tidak berkembang dengan pesat, tak lama lagi semuanya akan menjadi tanah gersang,” tambahnya

Pertemuan di Tianjin ini merupakan pertemuan kedua kalinya antara Kerry dan Xie, yang pertama diadakan pada bulan April lalu di Shanghai. Kerry tidak membahas isu lain dengan Xie selain isu iklim.

Walaupun Wang memperingatkan kalau perubahan iklim ini sekarang dapat dikaitkan dengan isu diplomatik lainnya, Cina telah menegaskan kalau upaya mereka untuk menekan pengeluaran gas emisi mereka dan mengganti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan merupakan salah satu sektor terpenting dalam agenda politik domestiknya.

“Para petinggi Cina sudah sedari dulu mengatakan kalau mereka terlibat dalam aksi melawan perubahan iklim ini bukan karena tekanan dari luar, tapi karena aksi ini bermanfaat untuk Cina dan juga seluruh dunia,” ujar Alex Wang, seorang ahli iklim dan juga profesor di UCLA

“Jika memang benar seperti itu, seharusnya ketegangan antara AS-Cina tidak akan menghambat aksi melawan pemanasan global Cina,” pungkasnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  3  =