Nasional

Ketika Bung Karno Lupa Siapa yang Usul Dirinya Jadi Presiden

Channel9.id – Jakarta. Indonesia, baru merdeka pemimpin yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden belum ada, susunan pemerintah masih belum rampung digodok, tetapi semangat untuk bekerja dari para tokoh bangsa sudah menyala-nyala. 

Sehari setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Indonesia masih belum mempunyai susunan kenegaraan yang jelas. Indonesia pun belum memiliki pemimpin negara—dalam hal ini presiden. Oleh sebab itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan rapat untuk membahas masalah tersebut.

Soekarno mengingat, pagi tanggal 18 Agustus 1945, rapat tersebut merepresentasikan kebhinekaan Indonesia. “Pagi-pagi sekali berlangsung pertemuan para pemimpin bangsa yang mewakili berbagai kelompok penting di Indonesia dari golongan keagamaan, sosial, suku, ekonomi, dan kependudukan,” ungkap Soekarno.

Pada rapat tersebut dibahas mengenai siapa yang akan menjadi memimpin Indonesia. Musyawarah untuk menentukan pemimpin Indonesia pun berjalan alot. Hingga ada sebuah usulan bahwa yang memimpin Indonesia adalah Soekarno dan wakilnya adalah Mohammad Hatta.

Sayangnya, Soekarno pun lupa siapa yang mengusulkan dirinya dan Hatta untuk menjadi presiden dan wakil presiden. “Aku tidak ingat lagi soal-soal kecil, seperti siapa sebenarnya yang mengusulkanku,” ucap Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.

Soekarno melanjutkan, hanya mengingat seseorang mengeluarkan ucapan mengandung inspirasi. “Nah, kita sudah bernegara sejak kemarin. Dan sebuah negara memerlukan presiden. Bagaimana kalau kita memilih Soekarno?” ucap Soekarno menirukannya.

Lantas, semua peserta mengamini usulan tersebut. Lalu, bagaimana jawaban Soekarno atas terpilihnya menjadi presiden. Apakah Soekarno menyiapkan pidato, seperti layaknya seorang presiden baru terpilih? Jawabannya adalah tidak. Soekarno hanya menjawab dengan satu kata, “baiklah.”

Bung Karno yang orator ulung, beralasan tidak ingin membuat sesuatu yang merepotkan. Ia hanya ingin langsung bekerja membangun Indonesia. “Aku tidak ingin banyak merepotkan. Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” tegas Soekarno.

Edy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =