Nasional

Ketua BPIP: Santri Diharapkan Jadi Pemimpin Berkarakter

Channel9.id-Bogor. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan kuliah umum kepada ribuan santri di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Bogor, Jawa Barat (26/10). Dalam pidato Kunci Kuliah Umum Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan bahwa sangat mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan Kuliah Umum Pembinaan Ideologi Pancasila yang bertepatan tidak jauh dengan Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober.

“Pendalaman PIP bagi santri sudah sangat tepat dilakukan, dalam rangka memperingati Hari Santri saya memberikan ilmu kepada santri bahwa Pembinaan Ideologi Pancasila harus segera ditanamkan agar santri Indonesia bisa menjadi contoh kepada masyarakat lainnya,” ungkapnya.

Yudian menjelaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diraih pada tahun 1945 juga merupakan kontribusi dan sumbangsih yang amat besar dari para kiai dan para santri. Kita dapat menyebut di antaranya, yakni K.H. Hasyim Asy’ari sekaligus putranya K.H. Wahid Hasyim, ada juga K.H. Wahab Hasbullah, K.H. R. As’ad Syamsul Arifin, dan masih banyak lagi.

“Beliau-beliau inilah teladan dan sumber inspirasi kita semua dalam mempertahankan kedaulatan NKRI,” jelasnya.

Selain itu, Yudian menjelaskan arti dari Salam Pancasila yang di gaungkan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri  yang secara historis, Salam Pancasila merupakan salam kebangsaan yang terinspirasi dari “Salam Merdeka”-nya Bung Karno.

“Salam ini merupakan komitmen bagi pengucapnya bahwa ia mendoakan sekaligus menjamin keselamatan lawan bicaranya tanpa memandang suku, agama, dan golongannya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.

Mantan Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi Islam se-Asia (Asian Islamic Universities Association) itu juga berpesan kepada para santri agar pentingnya untuk banyak membaca kitab dan buku, untuk terus memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan juga menguasai teknologi.

“Ke depan, eranya akan semakin disruptif, perkembangan teknologi menjadi semakin tak terbayangkan, lebih-lebih dengan semakin menguatnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan,” tuturnya.

Yudian mengatakan, dalam kemajuan jaman, akan banyak disrupsif, tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga di dunia pendidikan. Para pemangku kebijakan dan stakeholders harus menyadari ini.

“Karena jika tidak, kita akan jauh tertinggal di masa yang akan datang. Ini tentu yang tidak kita harapkan,” tegasnya.

Tidak hanya kemajuan teknologi, Yudian juga mendorong adik-adik santri sekalian untuk belajar menguasai bahasa-bahasa asing. Menurutnya, kemampuan berbahasa ini menjadi modal bagi adik-adik untuk bersaing tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.

“Ini yang sudah saya jalani dulu saat saya menempuh pendidikan, terutama saat menjalani pendidikan di luar negeri,” katanya.

Sementara itu, Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso mengatakan tidak menutup kemungkinan santri di Indonesia menjadi pemimpin kedepannya, maka dari itu BPIP hadir untuk memberikan dukungan pendalaman Pembinaan Ideologi Pancasila kepada para santri agar kelak dapat menjadi pemimpin bangsa yang tegak lurus dengan nilai-nilai Pancasila.

Baca juga: Kepala BPIP: Salam Pancasila Bukan Salam Pengganti Agama 

“Pembinaan PIP kepada santri itu merupakan langkah terbaik, karena peran santri sangat diperlukan menyebarluaskan Pancasila kepada generasi milenial agar selalu cinta terhadap NKRI,” tandasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  2  =  7