Hot Topic

KH. Maimoen Zubair Sampaikan Jumlah Sayap Garuda Yang Penuh Makna

Channel 9.id – Jakarta. Ceramah Kyai sepuh yang sangat waskita dan bijaksana, Kyai Haji Maimoen Zubair, pengasuh pondok pesantren Sarang, menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut  Kyai yang akrab dipanggil  Mbah Moen membahas sayap garuda dengan pelbagai tanda dan perlambang yang penuh tafsir. Mbah Moen mengatakan mengenai sayap garuda yang dua-duanya berjumlah 17, dan beliau hubungkan pemilu yang digelar pada bulan April pada tanggal 17.

Ceramah dalam video tersebut berlangsung pada saat khaul Gus Dur, pada tanggal 21 Desember 2018  lalu, namun begitu masyarakat baru menyadari arah pembahasan yang disampaikan oleh Mbah Moen. Maklumlah pembicaraan kyai sepuh memang penuh dengan metafora, yang tidak bisa langsung dipahami.

Kyai yang dikenal karena kesederhanaannya,  mengatakan,  ketika hendak  memasang lambang garuda di rumahnya. Kedua sayap dari garuda yang masing-masing berjumlah 17 membuatnya bingung. Pasalnya, 17 merupakan simbol dari 17 Agustus 1945 yang menjadi hari kemerdekaan RI.

“Aneh lagi itu, kalau saya pasang garuda di tempat saya, ingin supaya garuda itu kenang. 17-nya itu sayap kanan, sayap kirinya itu 17. Anehnya kok sayap kanan kiri 17. Toh 17 Agustus (cuma butuh satu),” tanyanya.

Dia kemudian bertanya kepada umat yang hadir. Jika sayap kanan menjadi lambang tanggal 17 dari 17 Agustus 1945, maka fungsi 17 sayap yang berada di sayap kiri sebagai apa.“Yang kiri itu 17 untuk apa, sudah tahu belum? Wah ini sayang ini kalau nggak tahu,” ujarnya sambil tak kuasa menahan tawa.

“Jadi 17 dua, kalau 17 satu itu pincang,” tegas Mbah Moen. Dia menyebut keberadaan 17 helai sayap di sisi kiri merupakan bagian dari hal ghorib atau aneh.  “Ghorib itu aneh. Kalau Islam itu aneh, maka bangsa Indonesia yang ke bagian ghorib,” sambungnya.

“Jadi kalau tidak tahu 17-nya dua, bukan bangsa Indonesia,” tegasnya. Aneh yang dimaksud Mbah Moen adalah angka 17 yang memiliki kekhususan bagi bangsa Indonesia. 

Dia kemudian menghitung jarak antara Sumpah Pemuda tahun 1928 dengan hari kemerdekaan tahun 1945. Selisihnya 17 tahun. Sebelumnya dia juga mengotak-atik angka 17 yang memiliki kesesuaian antara kemerdekaan Indonesia dan kelahiran Nabi Muhammad

“Ada suatu hadis, ‘pemuda yang sekarang itu yang megantarkan nanti kepada bangsa kepada kemuliaan’. Jadi ini hadis nabi untuk bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Pernyataan Mbah Moen ini dianggap sebagai sinyal bagi para pendukung Prabowo Subianto untuk memilih nomor 02 di Pilpres 2019 yang digelar pada April tanggal 17 nanti. Apakah benar begitu, wallahu’alam. Hanya Mbah Moen yang yang faham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  80  =  87