Channel9.id- Gresik. Ditengah derasnya arus informasi di era digital, generasi muda diingatkan agar tidak mudah larut dan terpengaruh oleh budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai nilai Pancasila.
“Dengan teknologi internet saat ini kita terhubung dengan informasi global dari berbagai belahan dunia, jika kita tidak hati-hati dan memiliki karakter yang kuat, kita bisa terpengaruh oleh berbagai informasi tersebut,” jelas Khilmi. Hal tersebut disampaikan pada acara sosialisasi 4 pilar, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, di Hotel Aston, Gresik/ 11/4/2021.
Khilmi mencontohkan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila, mulai dari maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja, lunturnya semangat kebangsaan, bertebarannya informasi hoaks yang merusak kebhinekaan. “Berkembangnya platform media sosial, seperti halnya twitter, instagram, facebook dan lain-lain harus dilihat dari segi positif, bukan malah menyalahgunakan medsos untuk hal-hal yang negatif,” jelasnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, harus benar-benar direnungkan dan dihayati oleh kalangan generasi muda. Tidak hanya sekedar menjadi sekedar dogma, namun menjadi nilai yang hidup dalam jiwa. Untuk itu ia mengajak kepada para tokoh masyarakat, pendidik dan tokoh agama untuk bersatu padu, mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. “Perlu dibangun dialog dan diskusi yang terbuka agar generasi muda dan kalangan milenial memahami nilai nilai Pancasia, dan itu bukan tugas yang mudah,” tuturnya.
Menurut Khilmi, di era media digital, platform media sosial bisa menjadi sarana yang ampuh, karena umumnya dalam sehari rata-rata orang menggunakan gadget sekitar 7 sampai 8 jam. Penanaman nilai-nilai Pancasila harus berbasis digital sebagai alat yang efektif. Selain itu bisa pula dilakukan riset. Misalnya, mengambil beberapa sampel konten yang paling banyak disukai, mendapatkan like maupun viewer dengan engagement tinggi.
Berdasarkan riset tersebut, lanjut dia, kemudian tentukan konten atau narasi apa yang mudah diterima kalangan milenial berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini penting sebagai strategi penanaman nilai-nilai Pancasila.
Selain menggunakan instrumen digital, Khilmi juga menekankan perlunya menyederhanakan konsep Pancasila dengan bahasa yang mudah dipahami generasi muda. “Tidak perlu panjang-panjang atau bertele-tele dengan teori yang njelimet,” imbuhnya. Menurutnya yang terpenting adalah menyederhanakan teori konsep Pancasila sesuai bahasa milenial. Dengan demikian, esensi nilai Pancasila lebih sesuai dengan pengalaman hidup sehari-hari anak muda.