Channel9.id – Johor. Dalang Ki Haryo Enthus Susmono memaparkan makna penting dari kisah Jaka Tingkir yang dipentaskan dalam Tour Wayang Santri Malaysia 2025 di Keraton Mbah Anang, Batu Pahat, Johor, Malaysia, Sabtu (19/7/2025) malam. Pertunjukan ini mengangkat kisah perjalanan Jaka Tingkir yang sarat dengan pelajaran hidup tentang pentingnya bimbingan spiritual dan sikap rendah hati.
Jaka Tingkir digambarkan sebagai pemuda keturunan Raja Majapahit dan Mataram. Dengan bimbingan Sunan Kalijaga, ia tumbuh menjadi sosok tangguh, bukan hanya secara jasmani tetapi juga dibekali ilmu rohani.
Menurut Ki Haryo, lakon Jaka Tingkir ini memberi pesan bahwa sehebat apapun seseorang, baik dalam ilmu agama maupun kemampuan fisik, tetap harus mawas diri dan menjaga hati dari sifat sombong. Ia menegaskan bahwa kesombongan adalah hal yang harus dihindari karena bukan milik manusia.
“Makna dari pagelaran malam ini di Keraton Mbah Anang tentang Jaka Tingkir itu bagaimana seorang yang sudah terasah ilmu pengetahuan agama dan kemampuan fisiknya, tetapi harus dijaga dengan baik karena orang itu gampang sombong,” kata Ki Haryo saat ditemui usai pementasan wayang di Keraton Mbah Anang, Johor, Sabtu (19/7/2025).
Ia mengingatkan bahwa manusia kerap kali terjebak dalam keinginan dipuji.
“Allah itu yang maha puji, Kanjeng Nabi itu yang terpuji, manusia itu yang sering minta pujian,” ujarnya.
Dalam cerita yang dipentaskan, Jaka Tingkir yang telah menjadi pemimpin pasukan Kerajaan Demak dengan gelar Lurah Wiratamtama, mengalami ujian berat. Ia terprovokasi untuk melakukan kekerasan terhadap calon prajurit Demak bernama Dadungawuk yang ingin merebut jabatannya.
Akibat tindakannya, Sultan Trenggono yang saat itu memimpin Kerajaan Demak merasa kecewa dan mengusir Jaka Tingkir dari istana. Namun dengan bimbingan Sunan Kalijaga, Jaka Tingkir mampu memperbaiki diri dan akhirnya diterima kembali di Kerajaan Demak.
Ki Haryo menekankan, perjalanan hidup Jaka Tingkir mengajarkan pentingnya peran seorang guru dalam menjaga keseimbangan hidup.
“Memang hidup itu harus punya guru. Makanya Jaka Tingkir ketika putus asa mempunyai guru yaitu eyangnya, yaitu Sunan Kalijaga,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa guru hadir bukan hanya ketika seseorang terjatuh, tetapi juga saat manusia perlu diingatkan agar tidak terjebak dalam kesombongan.
“Berkat bimbingan dari Sunan Kalijaga, Jaka Tingkir bisa untuk menyelesaikan persoalannya. Hidup itu harus punya guru,” ucapnya.
Ki Haryo menutup penjelasannya dengan mengingatkan kembali pentingnya peran guru dalam perjalanan hidup seseorang.
“Jika kita terpuruk, ada yang mengangkat. Jika kita terlalu dengak, terlalu sombong, ada yang memukul, ‘jangan sombong’,” katanya.
Untuk diketahui, pertunjukan Tour Wayang Golek Santri Malaysia 2025 digelar sebagai upaya mempererat hubungan diaspora Indonesia dengan masyarakat Malaysia. Acara ini ditujukan bagi diaspora Indonesia yang bermukim di Johor Bahru dan Kuala Lumpur, komunitas penggiat seni, serta pelajar dan akademisi yang tertarik pada budaya wayang.
Tour Wayang Santri ini akan digelar di empat kota, dimulai pada Sabtu (19/7/2025) di Keraton Mbah Anang, Johor Bahru, dilanjutkan pada Minggu (20/7/2025) di Angsana Mall, Johor Bahru. Kemudian pada Sabtu (26/7/2025) di Alamis Hotel, Kuala Lumpur dan ditutup pada Minggu (27/7/2025) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.
Ki Haryo Susilo Enthus Susmono akan memimpin pementasan sebagai dalang muda milenial yang mengembangkan wayang golek santri dengan sentuhan dakwah Islam dalam kemasan seni tradisi.
Adapun acara ini terselenggara berkat dukungan sponsor dari BRI, BNI, Bank Mandiri, BSI, BPKH, Pupuk Indonesia, Pertamina Patra Niaga, Budi Agung Sentosa, dan Eiger Adventure.
HT