Channel9.id – Jakarta. Tambahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah menjadi angin segar bagi masyarakat rentan seperti Ainin, seorang perempuan berusia 65 tahun asal Cikini, Jakarta Pusat. Di tengah keterbatasan fisik dan ekonomi, bantuan itu memberia harapan baru bagi Aini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ainin merupakan salah satu penerima BLT – Kesejahteraan Rakyat, program tambahan dari Kartu Sembako yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Program tersebut menargetkan masyarakat berpenghasilan rendah agar tetap bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi.
Ainin dikenal sebagai pedagang Soto Betawi yang mengandalkan tenaganya untuk mencari nafkah. Namun pembekuan darah di kakinya membuat ia tidak lagi mampu berjalan dan menghentikan usahanya.
Kini, Ainin bergantung pada anak laki-lakinya yang bekerja sebagai juru parkir di sekitar tempat tinggal mereka.
“Bahagia banget. Ngebantu banget. Ngebantu kekurangan gitu. Pokoknya benar-benar top,” ungkap dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Bagi Ainin, bantuan senilai Rp900 ribu yang diterimanya akan digunakan untuk kebutuhan pokok dan biaya berobat. Ia mengaku bantuan itu datang di saat dirinya benar-benar membutuhkan dukungan.
“Saya dulu dagang. Semenjak kaki nggak bisa jalan, ya sudah, jadi andalan dari anak,” tuturnya.
Kehidupan sehari-hari dijalani dengan penuh keterbatasan, sambil berharap kondisinya dapat membaik.
“Kalau ada bantuan, ya buat ongkos berobat paling baik kebutuhannya,” katanya.
Ainin berharap kakinya bisa segera sembuh agar dapat kembali mandiri dan tidak menjadi beban bagi keluarganya. Ia kerap berpindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk menjalani pengobatan.
“Supaya kaki saya bisa sembuh lagi, biar nggak jadi beban anak. Rumah sakit mondar-mandir, ambil darah, pindah rumah sakit lagi. Mudah-mudahan saya bisa kebantu,” ujar dia.
Program BLT tambahan ini memberikan bantuan Rp300.000 per bulan selama tiga bulan, disalurkan sekaligus sebesar Rp900.000 per keluarga penerima manfaat. Pemerintah menargetkan 35,49 juta keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia agar dapat merasakan manfaat bantuan tersebut.
HT