Channel9.id-Jakarta. Kisruh politik dan isu tekanan korporasi mewarnai wabah maut Ebola di Republik Demokratik Kongo. Di saat korban sudah hampir mencapai 1.750 orang, Menteri Kesehatan Kongo mengundurkan diri sebagai protes atas penanganan wabah Ebola di negara itu.
Dalam surat pengunduran dirinya, seperti diberitakan Pan Africa Press, Rabu (24/7), Menteri Kesehatan Oly Ilunga mengutuk keputusan Presiden Félix Tshisekedi yang menggantikannya menjadi kepala Tim Penanganan Ebola.
Menteri Ilunga juga mengkritik adanya tekanan dari luar untuk meluncurkan vaksin Ebola eksperimental terbaru. Presiden Félix Tshisekedi sendiri menyatakan akan segera menggunakan vaksin baru untuk mengatasi wabah Ebola.
Wabah ini telah menewaskan nyaris 1.750 orang selama setahun terakhir. Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu darurat kesehatan internasional.
Epidemi Ebola pernah menghancurkan kawasan Afrika Barat dari 2014 hingga 2016. Pada saat itu, virus ini menewaskan lebih dari 11.000 orang.
Dalam suratnya kepada Presiden Félix Tshisekedi, Ilunga mengkritik keputusan yang memberhentikannya sebagai kepala tim penanganan Ebola, dan menggantikan tim itu dengan komite “di bawah pengawasan langsung Presiden”.
Ilunga mengatakan anggota komite itu telah mengganggu pekerjaannya dalam beberapa bulan terakhir. Ilunga juga mengutuk “tekanan kuat dilakukan dalam beberapa bulan terakhir” untuk menggunakan vaksin Ebola baru yang dianjurkan beberapa lembaga bantuan dan donor. Vaksin Ebola terbaru ini diproduksi konsorsium farmasi terkemuka dunia: MSF dan Epicentre.