Channel9.id, Jakarta – Ketidakpastian penerbitan visa haji furoda tahun ini membuat ratusan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan calon jemaah terjebak dalam situasi sulit. Sejumlah travel yang terlanjur menyiapkan keberangkatan, mulai dari tiket pesawat hingga akomodasi mewah di Arab Saudi, kini menghadapi potensi kerugian hingga miliaran rupiah akibat visa yang tak kunjung terbit.
Abdullah Mufid Mubarok, Ketua Bidang Humas dan Media DPP AMPHURI, menyebut sistem visa furoda tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya memang visa furoda baru keluar mendekati masa puncak haji. Tapi tahun ini, hingga akhir Mei, sistem visa sudah ditutup tanpa satu pun visa terbit,” kata Mufid, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, banyak travel agent tetap beroperasi dengan asumsi pola tahun sebelumnya akan berulang. Mereka bahkan telah memesan tiket dan hotel, termasuk menaikkan kelas layanan demi kenyamanan jemaah. Namun, hingga kini, tak ada satupun visa furoda yang disetujui pemerintah Arab Saudi.
“Banyak travel yang sudah bayar layanan Arafah, Muzdalifah, Mina. Bahkan ada yang upgrade hotel dari bintang 3 ke bintang 5. Tapi visa tidak keluar—semuanya jadi beban,” ujarnya.
Dampaknya signifikan: untuk satu kelompok jemaah berisi 50 orang, kerugian bisa menembus angka Rp 1 hingga 2 miliar. Beberapa PIHK bahkan sudah membawa jemaah ke Jakarta dengan harapan visa turun di menit-menit terakhir—namun kenyataan berkata lain.
Mufid juga mengapresiasi langkah Kementerian Agama RI yang terus melakukan komunikasi diplomatik dengan otoritas Saudi. Namun ia menilai ketidakpastian sistem tetap menyulitkan, apalagi jika visa hanya terbit sebagian. Hal ini bisa memicu kebingungan dan kekacauan dalam pengelolaan jemaah.
“Bayangkan dari 10.000 jemaah, hanya 1.000 yang dapat visa. Lalu siapa yang berangkat? Apa standarnya? Travel akan kewalahan,” jelasnya.
Meski sebagian besar travel berkomitmen mengembalikan uang jemaah, proses pengembalian tak bisa langsung. Banyak dana sudah terserap untuk keperluan teknis, seperti pembayaran akomodasi, layanan lokal, bahkan ongkos transportasi dan pemeriksaan kesehatan.
Kondisi serupa, menurut Mufid, pernah terjadi pada 2022. Namun saat itu masih ada harapan meski jumlah visa sedikit. Tahun ini, ia menegaskan, harapan itu nyaris tak ada.
“Sistem sudah tutup sejak 26 Mei. Kami sudah imbau semua travel agar menyampaikan ke jemaah bahwa visa furoda tahun ini benar-benar tidak akan terbit,” pungkasnya.