Ekbis

Konflik Iran-AS Makin Tegang, Pengamat Nilai Subsidi Minyak dan Listrik Bisa Melonjak

Channel9.id-Jakarta. Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran semakin panas. Hal ini dibuktikan dengan tindakan Iran melancarkan rudal yang menargetkan dua markas tentara AS di Irak.

Beberapa pengamat menilai, kondisi ini bisa mempengaruhi perekonomian global termasuk perekonomian Indonesia.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan jika eskalasi konflik AS Iran meningkat yang menyebabkan Timur Tengah makin bergejolak, maka bisa membuat harga minyak mentah jenis Brent di atas US$ 76-80 per barel.

“Dampak langsung akan membuat beban subsidi BBM dan listrik melonjak tajam,” kata Bhima kepada wartawan, Rabu (8/1).

Ia pula mengungkapkan, beberapa bulan ke depan, untuk barang non subsidi akan dilakukan penyesuaian harga.

“Otomatis Inflasi yang lebih tinggi tapi tidak disertai kenaikan pendapatan masyarakat yang signifikan akan menggerus daya beli masyarakat,” jelas dia.

Menurutnya, ketika 56% komponen terbesar ekonomi adalah konsumsi rumah tangga, dan daya beli merosot maka pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 4,8% pada 2020.

Sedangkan untuk jangka panjang kinerja ekspor Indonesia makin susah. Pasar non tradisional misalnya timur tengah yang prospeknya masih besar bagi Indonesia jadi porak poranda karena perang. “Kita mau ekspor ke mana lagi?” imbuh dia.

Kemudian, ia menyatakan investasi akan tertahan. Para investor cenderung bermain aman dan masuk ke aset seperti dolar dan emas. Realisasi investasi akan terganggu jika prospek geopolitik memburuk.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

63  +    =  72