Politik

Kongres V PDIP, Peserta dan Peninjau Mulai Tiba di Bali

Channel9.id-Jakarta. Sebelum pembukaan Kongres V PDI Perjuangan yang akan diselenggarakan pada Kamis, 8 Agustus 2019, para Peserta dan Peninjau Kongres mulai berdatangan di Bali.  Panitia Kongres telah siap menyambut dan memberikan pelayanan terbaik kepada para mereka, termasuk sejumlah tamu VVIP yang hadir saat pembukaan Kongres.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melakukan pengecekan langsung ke lokasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait. Untuk mengawali rangkaian menjelang kongres akan ada pagelaran Malam Budaya di Pandawa Stage, Hotel Grand Inna Bali Beach, Rabu  (7/8/2019) mulai pukul 18.00 WIB.

“Nuansa budaya dan kearifan lokal akan kental selama penyelenggaraan Kongres V. Termasuk saat momen Malam Budaya akan ada sejumlah sajian tari dilanjutkan dengan doa bersama untuk kelancaran dan kesuksesan Kongres V PDIP yang bertemakan Solid Bergerak untuk Indonesia Raya dengan subtema PDI Perjuangan menuju Partai Pelopor dan Modern,” kata Hasto.

Total undangan, utusan, dan peninjau pada saat pembukaan berjumlah sekitar 2.200 yakni Peserta Kongres V PDI Perjuangan 2019, terdiri dari: DPP Partai, DPD Partai (Ketua, Sekretaris, Bendahara), DPC Partai (Ketua, Sekretaris, Bendahara).

Selain itu Peninjau Kongres V PDI Perjuangan, terdiri dari: anggota Fraksi PDI Perjuangan tahun 2014-2019, Badan Pusat PDI Perjuangan (Kepala dan Sekretaris), Sayap Pusat PDI Perjuangan (Kepala dan Sekretaris), Departeman DPP PDI Perjuangan, Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah Kader PDI Perjuangan serta DPLN PDI Perjuangan (Ketua dan Sekretaris).

“Jumlah utusan Kongres dari DPC 1.542 orang dan DPD Partai 102 orang serta DPP partai 27 orang,” jelas Hasto.

Hasto juga menjelaskan dalam penyelenggaraan Kongres V, mendukung kebijakan partai di dalam menghadirkan lingkungan yang bersih, dan ramah lingkungan. Karena itulah untuk keperluan minum peserta diberikan tumbler, sedangkan hidangan kuliner tidak memakai bahan plastik sekali pakai.

“Dekorasi dan aksesoris tidak menggunakan bahan plastik atau styrofoam,” tambahnya.

Komitmen terhadap ramah lingkungan ini sejalan dengan filsafat dasar kehidupan masyarakat Bali, Tri Hita Karana. Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup yang menjaga seluruh keseimbangan alam raya seisinya.

“Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya,” ujar Hasto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  1  =