Channel9.id-Jakarta – Konsumsi masyarakat diperkirakan merosot 10 persen di Jawa dan DKI Jakarta sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Konsumsi masyarakat di Jawa dan Jakarta diperkirakan sebesar Rp 5.000 triliun. “Jika konsumsi turun 10 persen saja, berarti membutuhkan angka substitusi yang besar,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan DPR secara virtual, Rabu, 7 Maret 2020.
Dia menuturkan mayoritas atau 57 persen dari produk domestik bruto Indonesia adalah konsumsi dengan nilai sekitar Rp 9.000 triliun. Dari jumlah tersebut kontribusi dari Jakarta dan Jawa hampir 55 persen.
Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II akan lebih rendah dari kuartal I. Selama Januari-Maret perekonomian hanya tumbuh 2,97 persen akibat penurunan konsumsi masyarakat.
Dengan memperkiraan penurunan konsumsi itu, membuat pemerintah menggelontorkan bantuan sosial. Namun bantuan sosial sebesar Rp 110 triliun itu, tidak bisa menggantikan penurunan konsumsi di Indonesia. “Maka kalaupun kemudian dilakukan bantuan sosial sebesar Rp 110 triliun tidak bisa substitute penurunan konsumsi dari Rp 5.000 triliun tersebut,” ujar Sri Mulyani.
Dia mengatakan jika pandemi Covid-19 masih berlangsung dan PSBB masih diterapkan maka pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bakal minus pada kuartal II. “Pertumbuhan akan memasuki skenario sangat berat.”
Pertumbuhan selama kuartal pertama 2020 tercatat 2,97 persen ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,07 persen.