Konten Kreator Kritik Fitur Monetisasi TikTok, Kenapa?
Techno

Konten Kreator Kritik Fitur Monetisasi TikTok, Kenapa?

Channel9.id-Jakarta. Belakangan ini, sejumlah konten kreator di TikTok membeberkan berapa uang yang dihasilkan dari konten mereka di platform.

Diketahui, fitur monetisasi di TikTok relatif baru. Alih-alih memberi penghasilan berdasarkan aturan pembagian pendapatan seperti Partner Program di YouTube, TikTok membayar konten kreator topnya dari dana khusus untuk mereka. Di 2020, TikTok menggelontorkan dana $200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun sebagai awalan. Selanjutnya, masih di tahun yang sama, TikTok menambahkan dana tersebut menjadi $1 miliar atau sekitar Rp14,3 triliun untuk tiga tahun ke depan di Amerika Serikat (AS). Namun, perusahaan tak merinci berapa banyak dana yang telah didistribusikan atau berapa peserta yang mendapatkannya.

Berdasarkan keterangan dari salah satu konten kreator terkenal, sebagian besar konten kreator mendapat penghasilan yang sangat sedikit dari TikTok.

Pekan lalu, Hank Green, yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut di TikTok, membagikan video YouTube berjudul “Jadi… TikTok menyebalkan.” Dalam video berdurasi 24 menit itu, ia merinci pengalamannya terkait berapa penghasilan yang ia dapatkan dari TikTok. Ia menghitung, kiranya saat ini ia mendapat sekitar 2,5 sen atau sekitar Rp3.500,- per 1.000 penayangan di platform.

Menurut Green, hal yang menjadi masalah ialah TikTok menawarkan uang kepada konten kreator yang jumlahnya terus bertambah. Dampaknya, setiap konten kreator menghasilkan uang lebih sedikit, kendatipun TikTok menjadi lebih sukses—lantaran mampu menarik pengguna baru. “Ini karena TikTok membagi banyak pemirsa untuk banyak konten kreator, yang pada akhirnya membuat sebagian konten kreator mendapat satu dolar dalam sehari,” jelas dia.

Green mengatakan bahwa ide pendanaan untuk kreator itu sendiri tidaklah. Namun, pengaturan TikTok sekarang ini menyulitkan konten kreator menyokong diri mereka sendiri secara mandiri.

Komentar Green rupanya memancing konten kreator lain untuk berbagi cerita terkait hal yang sama. Safwan AhmedMia, yang memiliki akun @SuperSaf di TikTok, melampirkan video Green dan tangkapan layar yang menunjukkan penghasilannya di TikTok: £112,04 (sekitar $151 atau Rp2,1 juta). “Ini jumlah yang saya hasilkan dari TikTok Creator Fund sejak April 2021, dengan lebih dari 25 juta tampilan pada waktu itu,” tulisnya (21/1).

Komentar lain datang dari Jimmy Donaldson, streamer yang dikenal dengan akun @MrBeast. Menurut tangkapan layar, dia memperoleh sedikit di bawah $15.000 dari TikTok, dengan penghasilan harian antara $18 dan $32 (sekitar Rp258 ribu dan Rp459 ribu) pada Januari. Menurut The Information, jumlah itu mengindikasikan bahwa konten kreator hanya mendapat kurang dari $10.000 atau sekitar Rp143 juta dalam setahun dari TikTok. Jumlah tersebut sangat rendah mengingat Donaldson merupakan salah satu konten kreator top di YouTube, dan menghasilkan $54 juta atau sekitar Rp774 miliar di platform pada 2021.

Belum jelas apakah pengalaman Green, AhmedMia, dan Donaldson mencerminkan pengalaman konten kreator lain. Sementara, TikTok belum menjelaskan mengapa konten kreatornya mendapat penghasilan sedikit.

“Creator Fund adalah salah satu dari banyak cara bagi para konten kreator untuk mendapat penghasilan di TikTok,” kata juru bicara TikTok, saat membahasa bagaimana TikTok membantu konten kreator menemukan sponsor potensial, dikutip dari Engadget (26/1). “Kami terus mendengarkan dan mencari umpan balik dari komunitas konten kreator kami, dan mengembangkan fitur kami untuk meningkatkan pengalaman bagi mereka yang ada dalam program ini.”

Memang, dana kreator bukanlah satu-satunya cara untuk menghasilkan uang dari TikTok. Aplikasi ini juga punya fitur tip, namun belum tersedia untuk semua orang. Sejatinya, konten kreator juga bisa bermitra dengan suatu brand, dan kesepakatan tersebut bisa bernilai jutaan. Namun, menandatangani kesepakatan dengan merek besar membutuhkan waktu dan usaha, dan opsi itu mungkin tidak tersedia untuk konten kreator yang kurang populer. Oleh karena itu, mengingat TikTok tak memiliki fitur bagi hasil, saat ini dana kreator menjadi satu-satunya cara bagi konten kreator mendapat penghasilan dari

Di lain sisi, TikTok juga sedang menguji fitur monetisasi lainnya untuk konten kreator. TikTok bereksperimen dengan fitur berlangganan, yang memungkinkan konten kreator memberi konten eksklusif untuk pelanggan yang membayar mereka. Fitur-fitur ini tampaknya masih dalam tahap awal, dan perusahaan belum memastikan kapan fitur tersebut akan tersedia untuk pengguna yang lebih luas.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  68  =  73