Channel9.id – Jakarta. Pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara oleh pemerintah menuai kritik dari berbagai pihak. Sejumlah tokoh menilai keberadaan badan ini justru menimbulkan pertanyaan terkait efektivitas dan transparansi pengelolaan aset negara.
Ketua Poros Muda NU, Ramadhani Isa, menilai pembentukan BPI Danantara terkesan dipaksakan demi kepentingan kelompok tertentu dalam pemerintahan.
“Keberadaan Danantara yang digadang-gadang akan menjadi superholding seperti Temasek di Singapura, kemudian pada akhirnya menyisakan sebuah pertanyaan yang diperuntukkan kepada Presiden Prabowo, apakah benar-benar urgent membentuk sebuah badan lagi di tengah semangat efisiensi anggaran pemerintahan?” ujarnya.
Ramadhani juga menyoroti peran Kementerian BUMN yang dikhawatirkan hanya akan menjadi pengawas tanpa kewenangan utama dalam mengelola perusahaan pelat merah.
“Karena jika Danantara ditugaskan untuk menghasilkan uang untuk negara, maka fungsi Kementerian BUMN hanya sebagai mandor bagi Danantara,” katanya.
Kritik serupa disampaikan Ketua Organisasi Rakyat Anti Korupsi, Ivan Panusunan, yang menilai keberadaan Danantara bertentangan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang dicanangkan pemerintah.
“Keberadaan Danantara merupakan sebuah ambivalensi atas arah kebijakan pemerintahan Prabowo yang menginginkan efisiensi anggaran,” ujarnya.
Ivan juga mempertanyakan sumber pendanaan Danantara yang kemungkinan berasal dari efisiensi anggaran negara.
“Jika dana pengelolaannya diambil dari efisiensi anggaran yang dilakukan, maka hak-hak rakyat di dalam uang negara yang diefisienkan itu justru digunakan bukan untuk kepentingan masyarakat banyak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ivan menekankan pentingnya transparansi dalam pemilihan pengelola Danantara, mengingat rekam jejak beberapa inisiatornya.
“Jangan sampai ada koruptor, kerabat serta kroni penyelenggara negara dalam pengelolaan Danantara yang bisa menggarong uang rakyat di situ. Presiden Prabowo harus tegas soal itu demi terselamatkannya uang rakyat agar tidak digarong nanti,” pungkasnya.
HT