Nasional

KPAI Beri 4 Rekomendasi Pelaksanaan PTM Tuk Cegah Hepatitis Akut di Sekolah

Channel9.id – Jakarta. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan, pemerintah perlu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Langkah ini sebagai pencegahan penularan hepatitis akut yang muncul beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sekolah dapat mengimbau kepada warga sekolah dan para orang tua murid untuk menjaga kebersihan agar mencegah penyakit dari saluran pencernaan tersebut.

“Memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 Mei 2022.

Baca juga: Waspada, Bahaya Penyakit Hepatitis Karena Termasuk Silent Killer

Baca juga: P2G: Antisipasi Kasus Hepatitis Anak Sekolah, Jangan Abaikan Prokes

Hal ini juga berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology). Edaran tersebut diketahui perlu ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan di berbagai daerah dengan mengeluarkan SE kepada Puskesmas dan Rumah Sakit di daerah setempat, supaya meningkakan kewaspadaan terhadap hepatitis akut.

Untuk pencegahan penularan hepatitis akut, Retno mengatakan protokol kesehatan Covid-19 juga bisa diterapkan. Tentunya juga menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

“Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dapat membantu pemerintah daerah untuk mensosialisasi pencegahan virus hepatitis akut tersebut yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan,” ujarnya.

Rekomendasi pertama, kata Retno, pemerintah dan pemerintah daerah melalui dinas kesehatan harus segera menyosialisasikan kepada orang tua tentang penyakit ini. Kemudian langkah pencegahan dari memperhatikan aspek kebersihan juga perlu disampaikan, serta gejala yang timbul akibat penyakit hepatitis akut tersebut.

Kedua, dinas pendidikan bersama dinas kesehatan dapat menyosialisasikan pencegahan, gejala, dan penanganan hepatitis akut melalui sekolah kepada semua warga sekolah. Dia mencontohkan, gejala yang akan timbul seperti mual, muntah, sakit perut, diare, dan kadang disertai demam ringan.

“Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. Anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Semua info tersebut dapat di sosialisasi melalui media masa maupun media sosial secara masif,” tutur Retno.

Ketiga, orang tua wajib teredukasi dan mesti mengedukasi kepada anak-anaknya soal penyakit misterius ini. Sehingga setiap anak bisa menyadari mengapa harus mematuhi protokol kesehatan.

Keempat, perlu adanya kerja sama antara orang tua, tenaga kesehatan, dan fasilitas kesehatan agar bisa mendeteksi gejala hepatitis akut sedini mungkin, supaya anak bisa mendapatkan pertolongan medis. Retno mengatakan, jangan sampai menunggu munculnya gejala kuning dan penurunan kesadaran.

“Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil,” tuturnya.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

41  +    =  43