Channel9.id-Jakarta. Kubu berkonflik di Sudan sepakat untuk adanya gencatan senjata selama tujuh hari dimulai dari hari Kamis, menurut pengumuman dari negara tetangganya, Sudan Selatan, Rabu (3/5).
Pengumuman yang dirilis pada hari Selasa oleh Kementerian Luar Negeri Sudan Selatan ini menyebutkan bahwa Presiden Salva Kiir menekankan pentingnya gencatan senjata yang lebih panjang lagi dan ditunjuknya utusan dari kedua kubu untuk melaksanakan diskusi perdamaian.
Walaupun begitu, kredibilitas gencatan senjata tujuh hari ini masih belum jelas karena gencatan-gencatan senjata sebelumnya yang terus dilanggar oleh kedua kubu.
“Sebelumnya, kami telah menyetujui gencatan senjata tiga hari yang kemudian diikuti dengan gencatan senjata tiga hari lainnya, dan diperpanjang lagi selama tiga hari. Yang sekarang ini harusnya bertahan selama tujuh hari. Kedua kubu telah setuju terhadap gencatan senjata ini dan tidak akan menembakkan senjatanya kecuali mereka ditembak atau ada pergerakan militer. Semua gencatan senjata ini memang kondisional,” kutip laporan dari wartawan Al Jazeera, Hiba Morgan.
“Kedua kubu telah sepakat untuk mengadakan dialog tapi kita sudah berulang kali mendengar dari militer bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum dialog itu dapat dilakukan. Pasukan Rapid Support Forces pun juga berkata demikian,” tambah Morgan.
Perang Saudara Sudan ini telah memaksa 100,000 orang untuk pergi melarikan diri dari Sudan. Konflik ini telah menciptakan krisis humanitarian yang parah.
Konflik ini berpotensi memberikan dampak yang lebih besar lagi disaat Sudan yang saat ini juga tengah berkutat dengan masalah imigran dan pengiriman bantuan yang lambat. Dilaporkan sekitar dua-per-tiga warga Sudan kini hidupnya bergantung dengan bantuan sosial dari pemerintah dan badan internasional.
Baca juga: Badan Pengungsi PPB Perkirakan 800,000 Orang Akan Pergi Meninggalkan Sudan
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan bahwa mereka siap untuk membantu diadakannya dialog perdamaian di Sudan namun juga berhati-hati agar tidak mengintervensi urusan internal Sudan.
“Seluruh daerah sekitarnya bisa saja terdampak oleh konflik ini,” ujar el-Sisi.
(RAG)