Macron di UNJ
Nasional

Kunjungi UNJ, Presiden Macron Diskusi Konflik Global, Iklim, Francophonie, hingga Hubungan Ekonomi Prancis-Indonesia

Channel9.id-Jakarta. Presiden Prancis Emmanuel Macron berkunjung ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 28 Mei 2025 dalam agenda “Perbincangan Dengan Kaum Muda Indonesia”. UNJ menjadi kampus satu-satunya di Indonesia yang dikunjungi Presiden Macron dengan beberapa pejabat tinggi negara Prancis dalam rangkaian kunjungan kenegaraan di Indonesia yang berlangsung selama tiga hari yakni tanggal 27-29 Mei 2025.

Kunjungan Presiden Macron tidak hanya memperkuat kerja sama akademik, tetapi juga menandai pengakuan atas peran strategis UNJ dalam menjembatani hubungan antarbangsa melalui pendidikan.

Pada pertemuan dengan kaum muda di UNJ, Macron menjelaskan bahwa selain memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara, kunjungan ini juga mencerminkan dinamika geopolitik global, khususnya terkait keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan). Sebagai anggota baru, Indonesia yang resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025 lalu  kini berada dalam posisi strategis yang menarik perhatian negara-negara Barat, termasuk Prancis.

Meskipun bukan anggota BRICS, Prancis menunjukkan minat terhadap perkembangan aliansi ini. Presiden Macron menekankan pentingnya kerja sama strategis antara Prancis dan Indonesia, terlepas dari keanggotaan Indonesia dalam BRICS.

”Prancis melihat Indonesia sebagai mitra kunci di kawasan Indo-Pasifik, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, keamanan maritim, dan ketegangan geopolitik,” katanya.

Macron juga menekankan bahwa Prancis ingin menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi negara-negara Asia Tenggara, menawarkan alternatif yang seimbang antara pengaruh Amerika Serikat dan Tiongkok.

Salah satu tema yang mengemuka dalam kunjungan Presiden Macron adalah pentingnya pendidikan lintas budaya dan peran bahasa dalam memperkuat diplomasi serta kerja sama global. Dalam konteks inilah, konsep Francophonie menjadi relevan untuk dipahami dan dikembangkan di Indonesia.

Francophonie merujuk pada komunitas global negara-negara dan wilayah yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi atau utama, serta negara-negara yang memiliki ketertarikan budaya terhadap bahasa Prancis. Lebih dari sekadar pengakuan bahasa, Francophonie adalah sebuah gerakan budaya, politik, dan pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai perdamaian, keberagaman, solidaritas, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

Organisasi Internasional Francophonie (OIF) beranggotakan lebih dari 88 negara dan wilayah dari lima benua.

Macron menekankan, dalam dunia yang semakin saling terhubung, belajar bahasa Prancis bukan hanya pilihan akademik, tetapi juga investasi strategis dalam memperluas peluang dan membangun pemahaman lintas budaya.

Ia pun menyinggung kerja sama ekonomi masa depan antara Indonesia dan Prancis. Menurutnya kerja sama ekonomi masa depan antara Indonesia dan Prancis tidak hanya perlu mengejar pertumbuhan, tetapi juga keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Inklusi, pelibatan generasi muda, dan komitmen terhadap pengurangan emisi karbon harus menjadi bagian dari agenda bersama. Dalam konteks ini, forum-forum bilateral seperti Indonesia-France High Level Dialogue dan Franco-Indonesian Chamber of Commerce and Industry dapat memperkuat koordinasi sektor publik dan swasta.

Di akhir perbincangan dengan kaum muda Indonesia di UNJ, Presiden Macron mengatakan bahwa pihaknya senang dapat berdialog dengan kaum muda Indonesia. Dirinya terpesona dengan negara Indonesia yang begitu indah. Untuk itu, Presiden Macron mengundang semua kaum muda Indonesia, guru, dosen dan peneliti untuk datang ke negara Prancis untuk mengembangkan pertukaran baru, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan lainnya.

Rektor UNJ Prof. Komarudin mengatakan, kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron merupakan tonggak penting dalam perjalanan UNJ menuju universitas berkelas dunia (world class university).

“Ini bukan hanya suatu kehormatan bagi kampus kami, tetapi juga validasi atas upaya transformasi internasionalisasi yang tengah kami lakukan. Kehadiran pemimpin negara besar seperti Prancis di UNJ menunjukkan pengakuan atas peran strategis UNJ dalam membangun jejaring akademik global, khususnya di bidang pendidikan bahasa, budaya, dan kerja sama riset,” ujarnya.

“Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Prancis, UNJ siap menjadi simpul utama pengembangan diplomasi pendidikan yang inklusif, progresif, dan berorientasi pada masa depan,” tambah Komarudin.

Lebih lanjut Komarudin menyampaikan, kunjungan ini mempertegas komitmen UNJ untuk membuka ruang kolaborasi internasional yang lebih luas, khususnya melalui pertukaran mahasiswa dan dosen, pengembangan kurikulum bersama, serta penelitian lintas negara yang berdampak langsung pada tantangan global.

“Kami sangat menyambut hangat kehadiran Presiden Macron di kampus kami, yang selama ini telah menjadi ruang tumbuhnya dialog lintas budaya, termasuk melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis dan berbagai inisiatif Francophonie yang telah berjalan dengan dukungan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia,”tutupnya.

Baca juga: Presiden Macron Kunjungi UNJ, Wefie Bareng Mahasiswa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =