Channel9.id – Jakarta. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menerima silaturahmi Kapolri baru Listyo Sigit Prabowo. Dia mengapresiasi ajakan Kapolri yang mewajibkan anggotanya membaca kitab kuning. Kyai Said menegaskan bahwa ajakan Kapolri tentang kewajiban anggota polisi untuk baca kitab kuning itu berarti sebuah upaya untuk mempertahankan budaya. Tanpa budaya negara akan mudah hancur.
“Di Timur Tengah agamanya benar tapi budayanya rusak. Yang terjadi negaranya porak-poranda. Irak, Afganistan, Suriah dan Libya. Mereka sama-sama muslim tapi berperang. Martabat bangsa itu tergantung budayanya, bukan agamanya. Kata seorang penyair Mesir, Syauqi Beik, martabat sebuah bangsa tergantung budayanya, bukan agamanya,” ungkap Kiai Said saat Silaturahim dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis (29/1) sore.
“Ketika budaya bangsa unggul, maka martabat bangsa akan tinggi dan dihormati semua pihak. Ketika budayanya hancur, maka martabatnya juga akan hancur,” sambung kyai kelahiran Cirebon, 67 tahun yang lalu ini.
Sekali lagi, lanjut Kyai Said, Indonesia memiliki peradaban, khazanah, kebudayaan, dan kekayaan yang luar biasa.
“Termasuk soal kitab kuning itu yang secara turun-temurun dan dilestarikan oleh para Wali Songo dan para ulama. Maka budaya harus kita jadikan sebagai infrastruktur agama. Di atas infrastruktur budaya itu ada agama. Dengan begitu, agamanya kuat dan budayanya akan menjadi langgeng,” tegas Kyai Said.
Kyai Said pun menyebut, pemerintahan tanpa masyarakat sipil yang kuat tidak akan kuat. Hal itu terjadi seperti negara-negara di Timur Tengah.
IG