Channel9.id-Jakarta. Masyarakat internasional saat ini memusatkan perhatian pada pandemi Covid-19 dan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Informasi tentang dua hal ini diketahui rentan diselewengkan dan menjadi bahan hoaks.
Guna mengatasi persoalan itu, Microsoft merilis alat baru untuk memerangi berita hoaks khususnya teknologi deepfake. Inovasi merupakan bagian dari Program Defending Democracy (membela demokrasi).
Sekadar informasi, deepfake ialah kecerdasan buatan/AI yang bisa membuat foto, video ataupun audio palsu menggunakan referensi material yang sudah ada.
Alat itu disebut Microsoft Video Authenticator. Ia berperan menganalisis gambar diam dan gambar video, membagikan seberapa besar kemungkinan media yang dimanipulasi secara artifisial, dilansir dari Endgadget, Rabu (9/2).
Nantinya pengguna bisa melihat skor kepercayaan atau presentase peluang kemungkinan media dimanipulasi. Dalam video, skor akan ditampilkan secara real-time di setiap frame.
Microsoft mengatakan alat tersebut bekerja dengan mendeteksi elemen halus yang kemungkinan tak terdeteksi mata manusia.
Perusahaan pun akan mengizinkan produser konten untuk menambahkan hash, yaitu suatu kode dari hasil enkripsi yang terdiri dari huruf maupun angka acak dan sertifikat digital ke kontan yang mereka produksi.
Label itu akan disertakan dalam metadata konten. Lalu pembaca yang akan ada sebagai ekstensi browser akan memeriksa bahwa sertifikat cocok dengan hash. Hal ini akan membantu meyakinkan penonton bahwa konten itu asli dan belum diubah.
Lebih lanjut, Microsoft berkomitmen akan terus berjuang melawan segala bentuk berita misinformasi dan konten palsu.
Diketahui, TikTok pun melarang teknologi deepfake terkait pemilu AS. Selain itu, Twitter juga telah melabeli video media yang telah dimanipulasi.
(LH)