Nasional

Lewat Sekolah Partai, PDIP Pastikan Calon Kepala Daerah Pahami Geopolitik

Channel9.id-Jakarta. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan,  pihaknya meyakini adanya kelompok kecil anti-Pancasila yang kerap ribut di media sosial terkait persoalan geopolitik dan transnasional dengan Pancasila. Menurutnya, pemahaman geopolitik ini penting untuk dipahami oleh setiap calon kepala daerah.

“Bung Karno sejak awal menegaskan pentingnya ilmu geopolitik. Pemahaman Indonesia sebagai satu bangsa, yang memiliki perasaan senasib, satu cita-cita, satu kehendak, dan satu jiwa yang melekat erat dengan tanah airnya sebagai satu kesatuan. Pemahaman geopolitik ini penting diajarkan dalam sekolah calon kepala daerah Partai,” ujar Hasto dalam keterangannya, Selasa (21/07).

Hasto menilai, kesadaran geopolitik menempatkan Indonesia sebagai titik temu peradaban karena terletak diantara dua benua dan dua samudera.

“Kesadaran geopolitik yang didukung oleh pemahaman sejarah peradaban umat manusia tersebut yang melahirkan pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia, tamansarinya dunia,” katanya.

“Disitulah Pancasila hadir sebagai ideologi dunia, karena berbeda dengan marxisme-komunisme dan kapitalisme- liberalisme saat itu. Kedua ideologi tsb mengandung benih-benih imperialisme kolonialisme, sementara Pancasila bertujuan membangun persaudaraan dunia,” sambung Hasto.

Karena itulah, ucap dia, Pancasila sebagai ideologi dunia sangat relevan dalam realitas terjadi krisis di Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan, dan krisis akibat pandemi Covid-19.

“Di dalam menghadapi covid maka rasa berketuhanan, berperikemanusiaan, rasa senasib, hasrat untuk solider dan bergotong royong serta berbela rasa dalam kehidupan yang berkeadilan benar-benar dibutuhkan,” imbuh Hasto.

Hasto pun menegaskan, Pancasila berbeda dengan ideologi Marxisme-Komunisme dan Kapitalisme-Liberalisme, yang mengandung benih-benih imperialisme kolonialisme. Menurutnya Pancasila justru bertujuan membangun persaudaraan dunia.

“Hal yang sama juga berlaku untuk globalisasi yang mendorong fundamentalisme pasar, dan fundamentalisme agama, sebagai transnasional ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Hasto, pembumian Pancasila tidak hanya ke dalam, namun juga diperlukan cara pandang keluar tentang Indonesia bagi dunia.“Itulah yang digelorakan oleh PDI Perjuangan dalam proses kaderisasi kepemimpinan,” tutup Hasto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

39  +    =  40