Channel9.id – Jakarta. Puluhan warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengikuti pelatihan budidaya lalat hitam atau black soldier fly di Aula Desa Sitanggal, Minggu (11/6/2023).
Pelatihan ini digelar dalam rangka kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) Program Studi Magister Manajemen Lingkungan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) desa dalam mengelola sampah.
Selain warga desa, beberapa komunitas bank sampah dan komunitas peduli sampah juga ikut dalam pelatihan yang juga mendapatkan dukungan dari beberapa pelaku usaha maggot.
Salah satu trainer pelatihan maggot, Dermawan Sembiring menjelaskan maggot yang diproduksi oleh lalat hitam itu merupakan salah satu sumber protein penting bagi peternakan dan perikanan.
Derma, panggilan akrab Dermawan, mengatakan proses budidaya maggot ini tidak membutuhkan biaya besar karena menjadikan sampah organik yang diproduksi warga desa sebagai pakan utamanya. Selain itu juga proses produksi maggot tidak membutuhkan tempat yang luas.
Dengan begitu, masalah sampah bisa teratasi dan di sisi lain warga juga mendapatkan sumber pendapatan baru dari maggot. Sebab, maggot bisa dipasarkan secara segar, selain juga bisa digunakan untuk olahan menjadi tepung sebagai campuran pakan ternak dan ikan.
“Setelah diproduksi, maggot bisa dijadikan pakan ayam atau pakan ikan termasuk burung. Maggot merupakan sumber pakan yang murah juga untuk perikanan seperti lele, gurami atau juga peternakan ayam,” ujar pria yang juga bekerja di Dinas Lingkungan Hidup, DKI Jakarta tersebut.
Soal kandungan proteinnya, maggot justru memiliki sumber gizi yang lebih lengkap dari pakan ternak atau ikan yang dijual di pasaran. Bahkan, kata Derma, jika maggot diberikan sebagai pakan ayam petelur, maka kualitas telur yang dihasilkan menjadi lebih besar.
“Ini sudah ada riset dan sudah dikembangkan peternak di Jakarta dan Bekasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes, La Ode Vindar Aris Nugroho, menyebutkan Kabupaten Brebes saat ini memiliki tantangan berat dalam menghadapi sampah. Selain karena banyaknya jumlah penduduk, Kabupaten Brebes juga tidak punya banyak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA).
“Maka itiu, kami berharap setiap rumah bisa mengelola sampah sendiri,” kata pria yang akrab disapa Aris tersebut.
Aris berharap, dengan adanya pengenalan budidaya maggot, kelak di Brebes bisa menghasilkan maggot dalam kapasitas besar yang bisa memasok industri peternakan dan perikanan. Menurut Aris, pengelolaan sampah harus diinisiasi dari rumah agar tidak menjadi beban bagi warga sekitar.
Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi Magister Manajemen Lingkungan Pascasarjana UNJ, Achmad Husen mengatakan pelatihan budidaya maggot yang mereka lakukan di Brebes tidak hanya menawarkan solusi atas masalah lingkungan semata. Melainkan juga akan menjadi solusi bagi persoalan ekonomi warga.
“Maggot juga bernilai ekonomi, yang nanti bisa meningkatkan ketahanan ekonomi desa,” kata Husen.
Menyambut pelatihan tersebut, Sekretaris Desa Sitanggal, Khamim berharap pelatihan yang diikuti oleh puluhan warga dari Desa Sitanggal dan beberapa desa lainnya itu bisa memberikan manfaat bagi warganya.
“Program budidaya maggot ini akan melanjutkan program kami sebelumnya, dimana sudah dibangun tempat pemilahan sampah desa,” kata Khamim.
Dengan pengetahuan tentang maggot tersebut, maka sampah organik yang dihasilkan warga desa bisa langsung diolah menjadi maggot.
“Semoga kami dan warga desa bisa menghasilkan maggotnya dan juga tepung maggot untuk perikanan dan peternakan,” harap Khamim.
Aris menyampaikan, masalah sampah harus diselesaikan dengan multi-helix, melibatkan warga, pemerintah, akademisi dan pelaku usaha.
“Semoga UNJ dan juga pelaku usaha semakin peduli dan mau menggerakkan warga untuk ikut mengelola sampah ini menjadi berkah,” tambah Aris.
Sebagai informasi, Kabupaten Brebes dipilih sebagai lokasi kegiatan P2M karena daerah ini mengalami masalah sampah yang cukup serius. Pada 2022 silam, produksi sampah di Brebes merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah dengan jumlah 1.200 ton per hari.
Adapun pasokan sampah terbesar di Kabupaten Brebes berasal dari sampah rumah tangga yang berjumlah 964 ton per hari, dan yang terbanyak adalah sampah organik.
Di sisi lain, Kabupaten Brebes memiliki keterbatasan dalam hal jumlah armada pengangkut sampah. Begitu pula dengan daya tampung sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) yang terbatas.
Baca juga: Prof. Komarudin Sebut Pentingnya Pengawasan Ketat Proyek UNJ
HT