Channel9.id-Malang. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) berhasil mengembangkan produk-produk inovatif dari peternakan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan bidang kesehatan.
Inovasi pengembangan dan pembuatan biskuit berbahan ulat hongkong yang diberi nama Biskot ini bisa digunakan untuk pengobatan terhadap anak-anak yang mengalami kekerdilan (stunting).
Biskuit dari ulat Hongkong yang dibuat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) meraih medali perak pada ajang internasional bertajuk Asean Innovative Science Environmental and Enterprenuer Fair (AISEEF) 2021.
Dengan latar belakang tersebut, tim berupaya mencari inovasi untuk mengembangkan produk-produk inovatif dari peternakan. Mereka lalu melirik kandungan protein pada larva ulat Hong Kong yang cukup tinggi, yaitu 47,44 persen.
Para mahasiswa ini terdiri dari Retno Nur Fadillah, Sularso, Yasri Rahmawati, Hendarto, dan Zuhdan Alaik. Mereka merancang Biskot dengan dibimbing langsung oleh dosen Dedes Amertaningtyas.
Salah satu anggota perancang Biskot, Sularso mengatakan, berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2014 mencatat sebanyak 24,5 persen balita di dunia mengalami stunting. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting terbesar kelima dengan prevalensi 36 persen (7.547 jumlah anak stunting) pada 2019.
“Menyikapi kondisi tersebut kami mengembangkan produk-produk inovatif dari peternakan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan bidang Kesehatan,” ujarnya.
Komposisi lainnya adalah kadar lemak 21,84 persen, serta asam amino berupa taurin sebesar 17,53 persen yang dinilai sangat dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak. Taurin merupakan asam amino terbanyak kedua dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam proses pematangan sel otak.