Channel9.id-Jakarta. Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan dirinya tidak akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri sebelum dia menyelesaikan masalah yang dihadapi negaranya.
Mahathir menyebut, masalah yang akan dia selesaikan yakni memulihkan miliaran uang yang hilang terkait kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB), menemukan dan mengadili buronan Low Taek Jho alias Jho Low, dan memberantas korupsi dalam pelayanan publik.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahathir saat wawancara dengan Financial Times, Rabu (6/11). Mahathir menegaskan, tidak ada tanggal pasti untuk dirinya mundur dari jabatan Perdana Menteri Malaysia.
“Kapan waktu untuk mundur, tergantung masalah yang dihadapi. Saya memiliki pengalaman memecahkan masalah, jadi mereka ingin saya menyelesaikan masalah dulu sebelum mundur,”ujarnya.
“Pada saat mereka menunjuk saya (sebagai PM), saya mengatakan tidak akan menjabat permanen, berarti saya tidak menyelesaikan seluruh masa jabatan,”tambahnya.
Ketika ditanya apakah ia masih bertahan dengan janjinya yang akan menyerahkan jabatan PM kepada Ketua Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim, tanpa ragu Mahathir mengatakan ya dan menegaskan jika ia telah menjanjikan hal ini.
Mahathir juga ditanya terkait teori konspirasi bahwa dia tidak berencana untuk mundur dari kursi perdana menteri. Mahathir menjelaskan jika ia harus berhati-hati dalam menunjuk penggantinya karena kesalahan yang pernah dia buat sebelumnya.
“Saya telah membuat kesalahan sebelumnya saat menunjuk pengganti, jadi saya tidak ingin membuat kesalahan yang sama sekarang,” imbuhnya.
Saat ditanya soal keengganannya untuk menyerahkan jabatan perdana menteri segera juga diartikan bahwa hanya dirinya yang pantas untuk memimpin Malaysia saat ini, Mahathir menjawab,” Untuk saat ini, mungkin ya,”.
Mahathir mengungkapkan kekecewaannya terhadap Tun Abdullah Ahmad Badawi, penggantinya yang langsung mengambil alih pada tahun 2003, serta Najib Razak, keduanya dibawah bimbingan Mahathir.
Abdullah menjadi Perdana Menteri Malaysia pada tahun 2003 hingga 2009. Saat digantikan Najib tahun 2009, Barisan Nasional kehilangan kekuasaannya pada pemilihan umum tahun lalu.
Saat Abdullah memimpin Malaysia, Mahathir kerap mengkritik kebijakan ekonomi dan lemahnya penanganan korupsi. Abdullah juga membatalkan beberapa mega proyek yang didukung oleh Mahathir.
Tahun lalu, akibat skandal 1MDB, Mahathir menyebut jika memilih Najib sebagai penggantinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Diketahui, Barisan Nasional telah memerintah Malaysia sejak kemerdekaan hingga 2018. Pada pemilihan umum 2018, untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia, pemerintahan dibentuk tanpa Barisan Nasional yang kehingan kekuasaan akibat banyaknya skandal. Ini juga pertama kali Barisan Nasional menjadi partai oposisi setelah hampir 61 tahun berkuasa.
Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa persoalan suksesi kepemimpinan Malaysia sudah jelas dan disepakati bersama oleh koalisi Pakatan Harapan.
Terkait kepastian dirinya menggantikan Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri Malaysia, ia yakin bahwa Mahathir akan memenuhi janjinya.
“Menurut pemahaman bersama, saya akan menggantikan Mahathir sekitar bulan Mei 2020, namun saya tidak terlalu mempersoalkan tepatnya bulan berapa,” ucap Anwar saat wawancara dengan Bloomberg di Kuala Lumpur, Rabu (18/9).