Channel9.id-Jakarta. Wakil Presiden Ma’ruf Amin ingin penanganan radikalisme dilakukan sejak usia dini. Hal ini sejalan dengan arus utama program nasional pemerintah.
Ia menilai perlu pengajaran pada anak sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk melawan radikalisme. Sebab, di tingkat PAUD hingga SD saat ini sudah muncul gejala radikalisme. Fenomena tersebut ditunjukan dengan atribut berupa poster tokoh-tokoh radikal yang kerap dipamerkan dalam acara tertentu.
“Kita ingin libatkan secara keseluruhan, terorganisasi, tersinergi, komprehensif, sehingga perkembangan radikalisme (dapat dicegah) dari hulu sampai ke hilir. Mulai pendidikan, bukan hanya SD, dari PAUD juga mulai ada gejala, dari TK tokoh-tokoh radikal itu sudah dikenalkan,” ujar Ma’ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (15/11).
Ma’ruf pun mengatakan, orang tua maupun guru seharusnya lebih memperhatikan agar tak ada anak yang membawa atribut berkaitan dengan radikalisme. Ia mengatakan, bahkan ada sejumlah anak yang dibekali senjata mainan yang identik dengan aksi radikal.
“Jangan sampai anak suruh pakai senjata kayak tokoh pejuang (radikal), ini memberikan pengaruh sikap radikalisme,” ujarnya.
Ma’ruf turut menekankan pentingnya keterlibatan dari berbagai komponen masyarakat mulai dari pemerintah, ormas Islam, hingga unit kelembagaan masyarakat di tingkat RT/RW untuk mencegah radikalisme. Menurut ia, pengurus RT/RW tak hanya mengurusi masalah administrasi bagi warganya melainkan juga wajib mengawasi lingkungan sekitar.
“Ini penting untuk mengetahui apakah ada yang terpapar atau tidak, sehingga dari semua pihak ini dapat dilibatkan,” ucap Ma’ruf.
Ia melanjutkan, membangun narasi kerukunan di antara kehidupan masyarakat itu penting. Ia mengingatkan agar masyarakat mengurangi narasi-narasi konflik maupun ujaran negatif seperti kafir dan sebagainya. Sebab, ucapan negatif semacam itu justru akan memicu konflik dan menimbulkan permusuhan.
“Kita narasinya harus narasi kerukunan, kalau bahasa agamanya tawadlu saling mencintai, tarahum saling menyayangi, taawun saling membantu. Ini yang harus kita ubah agar menjadi wilayah damai, aman, jangan membawa narasi konflik ke Indonesia,” ujarnya.
Wacana pencegahan radikalisme sejak dini sebelumnya telah disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mendikbud Nadiem Makarim hingga kini sedang menyusun program pendidikan karakter. Program tersebut rencananya akan diterapkan di sekolah-sekolah PAUD di seluruh Indonesia.
Program khusus bagi anak-anak usia dini tersebut diterapkan demi mencegah anak anak terpapar radikalisme.
(LH)