Channel9.id-Jakarta. Setelah aksi Peretas Bjorka ramai diperbincangkan di Indonesia, kini muncul lagi kasus serupa. Sebanyak 102 juta data penduduk Indonesia bocor dan dijual di dark web. Adapun sumber kebocoan ini diduga dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Masalah itu diungkapkan oleh platform investigasi peretasan Dark Tracer, yang posting di akun Twitter. Dikatakan bahwa sampel dari kebocoran data itu berupa foto KTP.
“Hacker menjual database yang diklaim adalah database 102 juta warga Indonesia yang bocor dari Kementerian Sosial,” tulis Dark Tracer, dikutip Rabu (14/9). “Dia membocorkan lusinan foto KTP nasional sebagai sampel. Penting untuk memastikan bahwa klaimnya itu benar.”
Lebih lanjut, data itu berukuran 85 GB dan meliputi nama lengkap, tempat kelahiran, gender, umur NIK, dan sebagainya. Belum bisa dipastikan pula apakah data itu valid. Pelakunya pun belum diketahui. Adapun kebocoran ini diduga terjadi pada September ini.
Jika yang disebut Dark Tracer itu benar, maka Kemensos turut menambah daftar masalah peretasan kementerian atau lembaga di Indonesia. Sebelumnya, terjadi kebocoran data 1,3 miliar registrasi kartu SIM, 17 juta data dari PLN, dan 26 juta data pelanggan IndiHome-Telkom—di mana semuanya berkaitan dengan aksi Peretas Bjorka.
