Masyarakat Diproyeksikan Bakal Beraktivitas Secara “Hybrid” di Masa Mendatang
Techno

Masyarakat Diproyeksikan Bakal Beraktivitas Secara “Hybrid” di Masa Mendatang

Channel9.id-Jakarta. Saat Pandemi COVID-19 melanda dunia, banyak aktivitas luar ruang yang dijalankan secara online—termasuk kegiatan bisnis. Nah, ketika pandemi ini tampak segera berakhir, diproyeksikan bahwa kemungkinan orang-orang bakal beraktivitas secara hybrid atau memadukan online dan offline.

“Indonesia akan menjadi mayoritas konsumen digital di kawasan ini dengan jumlah sebanyak 168 juta orang. Ini sedikit lebih tinggi dari angka tahun lalu sebesar 154 juta. Ini tetap ada pertumbuhan meskipun melambat,” demikian tutur Pieter Lydian, Country Director Meta Indonesia, Selasa (20/9).

Jawaban Pieter itu berdasarkan hasil studi pihaknya dan YNC Asia Tenggara Meta. Studi ini melibatkan 15 ribu responden. Kemudian didapati bahwa 11% responden Indonesia mengaku beralih dari belanja online ke offline. Adapun alasannya yaitu faktor ‘look and feel’—di mana dengan belanja secara offline, mereka bisa melihat barang secara langsung dan bisa dirasakan dengan menyentuhnya.

Jika ditelaah berdasarkan kategori barang, banyak yang lebih memilih beralih ke belanja offline ketika ingin belanja produk perlengkapan rumah (9%), sayur mayur (8%), perawatan bayi (8%), belanjaan dalam kemasan (7%), hingga peralatan rumah tangga (7%). Namun, platform online tetap dibutuhkan masyarakat kendati frekuensinya jadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan ketika pandemi awal.

“Sosial media adalah top channel untuk discovery produk di Indonesia, paling signifikan dari video,” ujar Pieter.

Bahkan media sosial dianggap sebagai bagian cukup besar dari eCommerce alternatif di Indonesia. Ini mewakili 55% pangsa belanja online untuk pembelian langsung, 45% pangsa melalui iklan baris, dan 37% melalui Business Messaging. Business messaging digunakan secara kuat di Indonesia.

Sebanyak 63% responden mengaku berinteraksi dengan akun business messaging dalam 1 tahun terakhir, dan Indonesia menunjukkan penetrasi tertinggi, dengan 77% responden menggunakan business messaging.

“Kami melihat konsumsi video yang lebih besar rata-rata tahun ini karena sekarang ini merupakan aktivitas nomor satu dihabiskan konsumen secara online. Hampir 1 dari 3 responden Indonesia menempatkan video sebagai salah satu saluran teratas mereka untuk menemukan dan mengevaluasi produk,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  2  =