Techno

Mau Adopsi 5G, DPR: Salah Langkah, Indonesia Bakal Cuma Jadi Pasar Bagi Asing

Channel9.id-Jakarta. Saat ini banyak negara yang berlomba-lomba mengadopsi teknologi 5G. Demikian pula Indonesia, yang tengah berencana melakukan transisi ke teknologi ini.

DPR berharap pemerintah tak terburu-buru mengadopsi teknologi 5G. Pasalnya, jika salah ambil langkah, Indonesia cuma menjadi pasar menggiurkan bagi investor telekomunikasi dari negara asing.

“Ekonomi 5G ini sangat besar. Indonesia juga sangat berpotensi bagi pengembangan 5G. Tapi dengan kondisi sekarang, Indonesia bisa-bisa hanya jadi pasar saja,” ujar Anggota Komisi I DPR RI Sukamta, dikutip dari Antara, Senin (21/12).

Sukamta menyebut bahwa pemain terbesar pengembangan teknologi 5G ialah Amerika Serikat, Cina, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris.

Baca juga : Tiga Operator Selular Jadi Pemenang Lelang Frekuensi 5G

Ia mengatakan, infrastruktur dan ekosistem 5G perlu dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu, menimbang penetrasi internet di Indonesia belum merata. Sejumlah wilayah, lanjutnya, hanya bisa menangkap sinyal 2G, bahkan ada yang sama sekali tak dapat sinyal.

Sukamta melanjutkan, hal lain yang perlu dipersiapkan di antaranya frekuensi, persiapan regulasi terkait, penyesuaian terhadap seluruh regulasi terdampak, dan sebagainya.

“Kita berharap semuanya dipersiapkan, termasuk ekosistem tadi. Percuma kalau infrastruktur dan teknologinya ready, tapi dari sisi penggunanya belum siap. Musti cermat ini perencanaannya karena biaya untuk 5G tidaklah kecil,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menuturkan bahwa ada beberapa hal yang harus didorong untuk menghadirkan dan mengakselerasikan jaringan 5G di Indonesia, mulai dari infrastruktur, spektrum frekuensi, hingga kebijakan terkait.

“Pemerintah Indonesia telah menginisiasi beberapa kebijakan dan tindakan afirmatif untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia,” kata Johnny, Kamis (10/12).

Selain itu, pemerintah sudah membangun lebih dari 348 ribu kilometer kabel serat optik darat dan bawah laut. Termasuk lebih dari 12 ribu kilometer Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring BAKTI Kominfo.

Kemudian ada pembangunan 500 ribu base transceiver station (BTS) dan memanfaatkan sembilan satelit untuk memenuhi kebutuhan domestik terhadap konektivitas yang mumpuni. Lalu ada pula rencana meluncurkan High-Throughput Satellite 150 Gbps SATRIA-1 pada kuartal ketiga 2023.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  21  =  24