Permendag 8/2024 akan direvi lagio
Ekbis

Meleset dari Target Semula, Surplus Dagang RI Hanya US$24, 43 Miliar

Channel9.id, Jakarta – Anggota dewan menyoroti melesetnya target neraca perdagangan pada 2024 yang sebesar US$31,6-US$33 miliar, tetapi realisasinya hanya US$24,43 miliar pada 2024. Hal tersebut mengemuka dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan di Gedung DPR RI di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

“Apa hambatannya, Pak Budi Santoso karena ini penting agar kita mengawal dan terus memperbaiki apa yang menjadi kekurangannya,” ujar Anggota DPR-RI Komisi VI Fraksi PKB Imas Aan Ubudiah.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap capaian kinerja sektor perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Pada periode Januari-Oktober 2024, surplus perdagangan mencapai US$ 24,43 miliar, diiringi neraca non-migas konsisten surplus selama lima tahun terakhir. Hal ini membuat tingkat optimisme tercapainya patriotisme ekspor non-migas tahun 2024 semakin tinggi,” kata Budi.

Dia memaparkan, struktur ekspor Indonesia per Oktober 2024 didominasi oleh sektor industri yang menyumbang 79,90% dari total ekspor. “Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” lanjutnya.

Namun, Budi juga menyoroti tantangan berupa fluktuasi harga komoditas dan dinamika global yang mempengaruhi sektor pertambangan dan migas. Di sisi lain, sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan kecil tetapi positif, sebagai tanda awal diversifikasi ekspor.

“Sementara kenaikan sektor pertanian, meskipun kecil, memberikan sinyal positif terhadap diversifikasi ekspor Indonesia,” ucap dia.

Ke depan, Kemendag akan fokus pada optimalisasi ekspor produk non-komoditas dan meningkatkan daya saing sektor industri, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pasar global.

“Pemerintah akan memperkuat inovasi dan pengembangan produk bernilai tambah di sektor industri, serta mempertahankan momentum pertumbuhan di sektor pertanian untuk mendukung stabilitas dan keberlanjutan ekspor,” ujarnya.

Adapun untuk struktur impor Indonesia per Oktober 2024, lanjut Budi, didominasi oleh bahan baku atau penolong sebesar 72,58%, diikuti barang modal 18,32%, dan barang konsumsi 9,29%. Kenaikan impor di kategori-kategori tersebut dibandingkan bulan sebelumnya mencerminkan adanya peningkatan aktivitas industri domestik.

“Meskipun demikian, tingginya proporsi bahan baku dan barang modal dalam struktur impor menunjukkan bahwa Indonesia masih bergantung kepada impor, untuk mendukung kegiatan produksi dan investasi,” tutur Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35  +    =  38