TKN Prabowo-Gibran Imbau Pendukung Tak Datang ke KPU 13 November: Akan Dibenturkan, Tak Kondusif
Opini

Memahami Program Makan Gratis untuk Pelajar Dari PAGI (Prabowo-Gibran)

Oleh: Mukti Ali Qusyairi

Channel9.id – Jakarta. Ada ide makan gratis bagi para pelajar Indonesia yang ditawarkan Capres-Cawapres 02, PAGI (Prabowo-Gibran), yang menjadi kontroversial. Menurut sebagian kalangan, khususnya para pendukung 01 dan 03 menyatakan bahwa ide sarapan gratis itu tidak realistis, utopia, dan tidak rasional. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ide tersebut hanyalah jualan untuk mendapatkan simpati publik dan mendongkrak suara.

Padahal Gibran sudah menjelaskan bahwa sarapan gratis itu bukan utopia. Sebab sudah berhasil dilaksanakan oleh 76 negara. Boleh dikatakan bahwa, ide PAGI itu bukan diambil dari kahyangan dan dunia antahberantah, melainkan berbasis data dan pengalaman nyata negara-negara lain. Seraya ingin mengatakan bahwa, negara-negara lain saja bisa, masak kita tidak bisa?! Seharusnya kita pun bisa!

Melipir ke Mesir

Tentang makan gratis yang diajukan PAGI sebagai salah satu programnya. Mungkin kita bisa melakukan studi banding dengan negara lain. Kita melipir ke Mesir. Karena saya punya pengalaman riil hidup di Mesir (2002-2007). Sebab terus terang, ketika PAGI mengajukan program sarapan gratis, otomatis mengingatkan saya pada saat belajar di Al-Azhar Kairo Mesir.

Setiap pagi, saya mengantri bersama para pelajar lain untuk mengambil sarapan gratis sebagai fasilitas bagi pelajar yang ada di Asrama Madinat al-Bu’uts Al-Azhar. Saya masih ingat sarapan yang didapatkan ialah satu botol susu, madu sasetan, dua telor rebus, kacang rebus yang dimasak khas Mesir, dan roti yang disebut ‘isy. Dengan sarapan ini, kita kuat tidak makan sampai zuhur tiba dan focus belajar.

Di sepanjang trotoar, pinggir jalan, pemerintah Mesir membangunkan tempat kran air minum di mana airnya langsung dari sunga Nil yang sudah melalui penyulingan. Sehingga sehat untuk diminum. Ini sarana minum gratis bagi masyarakat dan bahkan siapa saja yang kehausan bisa meminumnya seperti para turis yang sedang menikmati liburan di Mesir. Tempat kran air minum itu sudah disediakan gelas plastik. Tempat kran air minum itu ada di setiap satu kilo meter. Bahkan kran air minum juga ada di setiap taman kota, bundaran seperempatan jalan, pasar, masjid, terminal, dan fasilitas publik yang dirasa sebagai tempat berkumpulnya manusia atau tempat dijadikan mobilisasi massa yang cukup tinggi.

Paling mengagumkan ketika Ramadhan datang. Setiap masjid—baik milik Masyarakat maupun milik negara—, mall-mall, toko-toko, seperti toko dieler mobil, dan berbagai organisasi menyediakan buka puasa geratis dengan menu istimewa, seperti separuh ayam bakar, kentang, dan yang lain. Buka puasa geratis ini disebut dengan al-Maaidat al-Rahman (Hidangan Tuhan) yang ditulis dalam sepanduk besar terpajang.

Perbandingan

Tetangga negara Indonesia, yakni Malaysia pun sudah memiliki program makan gratis di sekolahan untuk siswa miskin. Makan gratis diberikan pukul 07.00-73.30 untuk sarapan sebelum dimulainya sekolah bagi yang masuk pagi, dan makan gratis bagi yang masuk siang diberikan pada pukul 12.00 dan 14.00.00.

Jika kita melakukan perbandingan antara Indonesia dengan Mesir dan Malaysia, maka ini perbandingan yang tepat, aple to aple. Sebab ketiganya memiliki banyak persamaan yang bisa dijadikan titik temu. Pertama, ketiganya (Indonesia, Mesir, dan Malaysia) sama-sama negara berkembang. Sebab hanya tujuh negara di Benua Asia yang termasuk negara maju, yaitu Jepang, Hong Kong, Makau, Israel, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Kedua, ketiganya sama-sama negara yang penduduknya mayoritas muslim. Ketiga, kedua negara, Indonesia dan Mesir, adalah negara-negara non-blok dan bersama-sama sebagai anggota Asia-Afrika. Sebab bapak pendiri kedua negara, yaitu Soekarno dan Gamal Abdul Natsir, berjuang bersama-sama dan punya banyak kesamaan pemikiran.

Dengan demikian, jika mengaca pada Mesir dan Malaysia, maka program Presiden-Wakil Presiden 02, PAGI, yang kalau terpilih akan memberikan makan gratis bagi para pelajar adalah bisa direalisasikan dan sama sekali bukan gagasan utopia.

Terlebih jika kita menengok ke jendela lebih luas, negara-negara lain—apalagi negara-negara maju—maka kita akan mendapatkan jumlah negara yang jauh lebih banyak lagi yang ternyata sudah lama memberikan makan gratis untuk para pelajar. Global Child Nutrition Foundation (GCNF) dalam laporan penelitiannya yang berjudul School Meal Programs Around the World: Resultas form the 2021 Flobal Survey of School Meal Programs, dikatakan bahwa dari 139 negara, 125 negara memiliki satu program memberi makan gratis bersekala besar di sekolah dasar dan sekolah menengah. Setidaknya 330,3 juta atau 27% anak menerima makanan sekolah gratis mulai 2020. Program makan gratis di sekolah di Amerika Latin/Karibia (55%); Eropa, Asia Tengah dan Amerika Utara (44%); Asia Selatan, Asia Timur dan Pasifik (26%); dan Afrika Sub-Sahara (26%).

Unggulan

Makan gratis—khususnya sarapan pagi—sangat penting bagi anak sekolah. Ada tiga pertimbangan penting. Pertama, menanggulangi stunting dan gizi buruk. Anak-anak sekolah yang dari keluarga miskin mungkin banyak yang tidak sarapan sebelum sekolah atau mendapatkan sarapan tapi kurang gizi. Kedua, menurut medis sarapan pagi untuk memasok energi untuk beraktivitas sepanjang hari, bantu jaga berat badan ideal, mejaga pola makan, mengontrol gula darah, mencegah serangan penyakit, dan memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Ketiga, meningkatkan fungsi kognitif, dan menguatkan konsentrasi dalam belajar.

Dalam upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada usianya yang ke-100 di tahun 2045, maka selain soal hilirisasi, infrastruktur, tekonologi dan digitalisasai, ekonomi, dan pemerataan pembangunan, juga soal bagaimana mencetak putra-putra bangsa yang unggul. Semua program pembangunan dan kemajuan bangsa hanya bisa dilanjutkan oleh SDM (Sumber Daya Manusia) unggul. Satu ikhtira mewujudkan SDM yang unggul adalah dengan memberikan sarapan gratis untuk anak-anak sekolah. Pun, nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sehingga, sejatinya ide Prabowo-Gibran (PAGI) tentang program sarapan gratis bagi anak-anak sekolah bukan persoalan yang remeh-temeh dan tak berfaidah, melainkan sebaliknya adalah program yang sangat penting dan sangat layak dijadikan program unggulan.

Penulis adalah Penulis Buku Ulama Bertutur Tentang Jokowi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

73  +    =  79