Nasional

Mendagri Ungkap Alasan Pilih Bulukumba Jadi Lokasi Puncak Pembagian 10 Juta Bendera

Channel9.id – Bulukumba. Puncak acara Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih yang digelar di Lapangan Hitam, Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan pada Jumat (11/8/2023), telah sukses dilaksanakan. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan alasan dipilihnya Bulukumba sebagai lokasi puncak acara akbar tersebut.

Mulanya, mantan Kapolri ini menyampaikan bahwa Indonesia terdiri dari ribuan suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ribuan suku yang tersebar itu, kata Tito, harus terus bersatu. Salah satu caranya yaitu dengan mengibarkan bendera merah putih sebagai identitas yang menyatukan mereka.

“Kita ini punya banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sebagai Negera yang memiliki keanekaragaman, bendera menjadi simbol yang mampu merawat persatuan dan kesatuan bangsa kita,” kata Tito Karnavian dalam sambutannya.

Tahun ini, Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera menjadi tahun kedua yang berhasil diselenggarakan atas inisiasi Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) Kemendagri. Bahkan, untuk tahun 2023 ini, jumlah bendera yang dibagikan sudah melampaui target.

“Ini tahun kedua dilaksanakan gerakan nasional pembagian 10 juta bendera. Tahun lalu kita sukses melebih target mencapai target 12 juta bendera yang dibagi di seluruh jajaran pemerintah pusat, lembaga hingga pemerintah daerah,” ungkap Tito.

“Tahun lalu di Kota Banda Aceh dilaunching oleh Bapak Jhon Wempi Watipo yang orang Papua. Sedangkan acara puncaknya, saya memimpin di Merauke Papua. Saya ini orang Sumatra. Sehingga menggambarkan keindonesiaan,” sambungnya.

Tito mengungkapkan, saat proses penentuan lokasi puncak acara Pembagian 10 Juta Bendera ini, dirinya berdiskusi dengan Dirjen Polpum Kemendagri, Bahtiar. Saat itu, Bahtiar menyarankan agar acara akbar itu diselenggarakan di tanah kelahirannya, yakni Sulawesi Selatan.

“Saya bilang puncaknya mau dilaksanakan di mana ini? Pak Bahtiar sampaikan, bagaimana kalau daerah tengah saja. Kan dulu di daerah timur dan barat,” kata Tito.

“Saya bilang lagi, kira-kira di mana daerah tengahnya? Ia bilang Sulsel. Saya bilang coba cek di Sulsel daerah mana yang siap,” sambungnya.

Bahtiar, kata Tito, mengatakan daerah yang sudah siap adalah Bulukumba, tepatnya di Tanjung Bira. Tito mengaku dirinya sudah sejak lama memiliki hubungan dekat dengan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf.

“Saya tahun 2002 sampai 2003 dinas di Sulsel. Memang Pak Muchtar ini, kawan saya mancing gitu loh. Semenjak istri saya hobi diving, saya juga hobi diving, tolong jangan nangkap ikan banyak-banyak,” ungkapnya

“Dia bilang, kita siap pak melaksanakan acara puncak pembagian 10 juta bendera seluruh Indonesia. Acara besarnya di Bulukumba,” lanjut Tito.

Menurutnya, Andi Muchtar Ali Yusuf merupakan sosok bupati yang memiliki rasa kecintaan yang tinggi kepada Indonesia. Selain itu juga ia dan Bahtiar memiliki kedekatan dengan Andi Muchtar.

“Nah saya berpikir Pak Bupati kita ini, satu, beliau adalah sosok yang sangat nasionalis dan begitu cinta Indonesia, pak Bupati kita ini. Kedua mungkin karena beliau kawan saya. Ketiga mungkin karena kawannya Pak Bahtiar,” jelasnya.

Kendati demikian, menurut Tito itu bukan alasan utama. Ia mengatakan Kabupaten Bulukumba dipilih karena melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Bulukumba, salah satunya kapal Pinisi yang sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu

Bagi Tito, kapal Pinisi yang saat ini berlayar di penjuru Indonesia, bahkan penjuru dunia, semua berasal dari Bulukumba.

“Kami memilih Bulukumba juga karena di sini merupakan tempat pembuatan Kapal Phinisi, di mana kapal Phinisi ini sebagai simbol perjuangan moyang kita dulu,” ungkap Tito.

Nilai luhur dari Phinisi, kata Tito, adalah kita harus meniru orang Bulukumba. “Bulukumba tempat lahirnya Phinisi, ribuan tahun, turun temurun. Mereka petarung sejati, karena dengan Phinisi-nya berani berlayar menjelajahi dunia. Kita harus menirunya menjadi bangsa petarung,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Tito melempar pantun kepada para hadirin.

“Air susu jangan dibalas air tuba, maka kebaikan akan dikenang sepanjang masa. Hari ini kita berkumpul di Bulukumba, untuk memantapkan nasionalisme dan persatuan bangsa,” tutupnya, disambut tepuk tangan.

Turut hadir dalam acara ini, antara lain Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Gubernur Sulawesi Selatan, Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bupati Bulukumba, dan seluruh bupati/walikota dari penjuru indonesia.

Baca Juga; Gerakan 10 Juta Bendera di Tanjung Bira Sejalan Sejarah Perjuangan Bulukuma  

Untuk diketahui, Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-78 RI.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  72  =  78