Oleh: Rudi Andries*
Channel9.id-Jakarta. Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo adalah sosok yang memiliki peran besar dalam sejarah perekonomian Indonesia. Lahir di Gombong, Banyumas, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1894, ia merupakan putra dari Raden Tumenggung Mangkuprodjo dan keturunan Raden Djoko Kahirman, pendiri serta Bupati pertama Kabupaten Banyumas.
Sebagai seorang ekonom dan tokoh perbankan nasional, Margono memiliki peran penting sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Salah satu pencapaiannya yang monumental adalah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) pada awal pemerintahan Republik Indonesia tahun 1945. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pendiri Bank Nasional Indonesia (BNI) pada tahun 1946, di mana ia menjabat sebagai Direktur Utama pertama sejak 15 Juli 1946. Kontribusinya dalam dunia parlemen juga tidak kalah signifikan, di mana ia menjadi pelopor penggunaan Hak Angket pada tahun 1950.
Namun, perjalanan hidup Margono tidak lepas dari ujian berat. Beberapa hari setelah anak sulungnya, Soemitro Djojohadikusumo, mempersunting Dora Marie Sigar di Jerman pada 7 Januari 1946, ia menerima kabar duka bahwa dua putranya, Kapten Soebianto dan Taruna Militer Sujono, gugur dalam pertempuran heroik melawan sisa tentara Jepang di Desa Lengkong, Tangerang, pada 25 Januari 1946. Mereka gugur bersama Mayor Elias Daniel “Daan” Mogot dan para pejuang lainnya. Kini, jasad mereka disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang. Keberanian mereka menginspirasi pembuatan film Merah Putih yang dirilis pada tahun 2009.
Sosok Margono juga dikenal sebagai pribadi yang pluralis dan toleran. Hal ini tercermin dari restunya kepada dua anaknya yang menikah dengan pasangan dari latar belakang budaya yang berbeda. Soemitro menikah dengan Dora Marie Sigar yang berasal dari Minahasa, sementara Soekartini menikah dengan Maroeli Silitonga yang berasal dari Tapanuli.
Warisan Margono tidak hanya tercermin dalam kiprah ekonominya, tetapi juga dalam keturunannya yang turut berkontribusi dalam berbagai bidang. Cucu tertuanya, Jenderal Prabowo Subianto, saat ini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8 sejak 20 Oktober 2024. Cucu lainnya, Hashim Sujono Djojohadikusumo, dikenal sebagai tokoh ekonomi nasional. Selain itu, keluarga besar Margono juga memiliki pengaruh di dunia politik, pemerintahan, dan bisnis, termasuk Biantiningsi Miderawati, istri mantan Menteri Perdagangan dan Gubernur Bank Indonesia, Sudrajat Djiwandono, serta cicit-cicitnya seperti Didit, Aryo, Saras, Tommy, Budi, dan Paul Santoso Lemaistre.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, pada Sabtu, 15 Februari 2025, Yayasan Merah Putih Peduli yang diketuai oleh Gus Har akan menyelenggarakan Seminar Nasional dan Peluncuran Buku tentang perjalanan hidup R.M. Margono Djojohadikoesoemo di Auditorium Universitas Pertahanan, Sentul. Acara ini bertujuan untuk mengapresiasi kontribusinya dalam meletakkan fondasi perekonomian Indonesia pasca-kemerdekaan dan sebagai bagian dari usulan beliau sebagai Pahlawan Nasional.
Semoga acara ini berjalan dengan sukses, dan penghormatan kepada almarhum R.M. Margono Djojohadikoesoemo menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.
Baca juga: Kisah Pahit Saudagar Aceh Teuku Markam
*LAPEKSI