Channel9.id – Jakarta. Menko PMK Muhadjir Effendy menilai, sikap radikal bermakna positif jika dimaknai sebagai sikap seseorang yang berusaha keras mencari kebenaran hingga ke akarnya dan memperjuangkannya.
Namun, radikal kerap kali dimaknai negatif, terutama ketika dikaitkan dengan politik. Ketika sudah menjadi radikalisme golongan tindakan tersebut menjadi negatif dan harus dilawan.
“Sikap radikal ini sebetulnya positif, tapi ketika dilabeli -isme sering dimaknai tidak baik apalagi jika dikaitkan dengan politik dan faktanya radikalisme di kampus itu ada sehingga itu jadi tanggung jawab kita semua untuk membentengi dengan jiwa bela negara,” kata Muhadjir saat menjadi pembicara pada Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020 Universitas Abdurrab Pekanbaru, melalui keterangan tertulis, Kamis (3/9).
Karena itu, dia meminta kampus menggencarkan program bela negara demi memberantas benih radikalisme. Terlebih, mahasiswa merupakan ujung tombak dalam upaya membela negara.
Di samping itu, pendidikan bela negara di lingkungan kampus harus diperkuat untuk membentengi mahasiswa supaya tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
“Inilah pentingnya bela negara untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok,” ujarnya.
Dia pun mengingatkan, menjadi seorang mahasiswa selain harus memiliki jiwa bela negara juga harus memiliki keberanian.
Dalam hal ini, berani untuk keras terhadap diri sendiri sehingga terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.
“Bersikap keras pada diri sendiri adalah prasyarat kalau kita ingin berhasil dalam kehidupan dan menjadi pemimpin,” kata Muhadjir.
“Saat kita bisa menghindarkan diri dari pengaruh negatif terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran bahkan sampai ekstrim melakukan tindakan kekerasan, maka kita juga akan bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman,” pungkasnya.
(HY)