Channel9.id-Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta rapid tes dioptimalkan, sehingga standar World Health Organization (WHO) itu bisa segera dipenuhi oleh Indonesia.
“Tapi bukan berarti bahwa apa yang kita lakukan selama ini tidak valid, tetapi akan kita lebih pertajam agar keputusan kita bisa betul-betul lebih tepat,” ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas, Kamis (4/6).
Menurut Muhadjir, semestinya target paling maksimal atau betul-betul bisa memenuhi standar WHO yakni 30.000 tes per hari. Hal ini berdasarkan perhitungan rasio jumlah penduduk.
“Untuk mencapai ke 30.000, sekarang tahap pertama adalah 20.000. Untuk bisa melakukan tes sebanyak 20.000 harus ada tracing. Jadi tracing-nya harus lebih dari itu. Biasanya tracing yang kemudian berlanjut dengan tes itu mungkin tidak sampai seperlima,” jelasnya.
Artinya, lanjut Muhadjir, memang pelacakan setiap ada kasus, kemudian dilakukan pelacakan besar-besaran harus dilakukan betul dan harus cermat, jangan sampai ada mata rantai yang terhubung tidak kita kenali.
Ia menilai, perlu melibatkan relawan seperti mahasiswa semester terakhir jurusan kebidanan, jurusan keperawatan, dan sarjana kesehatan masyarakat.
Menurut Muhadjir, untuk testing dibutuhkan relawan yang harus setingkat lebih tinggi, misalnya mahasiswa S2 jurusan mikrobiologi, magister kesehatan masyarakat.
“Kalau itu bisa kita rekrut, itu akan mengurangi beban dari laboran yang selama ini bekerja. Karena kita berharap mesin-mesin PCR yang ada itu bisa kita optimalkan jam kerjanya dan itu membutuhkan tenaga, mestinya harus ada tenaga sif, harus digilir, sehingga seandainya tidak bisa 24 jam, ya 22 jam lah alat-alat itu bisa bekerja,” tandasnya.
Muhadjir berharap, hasilnya bisa optimal dan kemungkinan kesalahan akibat overload beban jam kerjanya itu bisa dikurangi.