Channel9.id-Jakarta. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah telah mengantisipasi dampak perekonomian global akibat konflik Iran dengan Amerika Serikat (AS), terutama harga minyak dunia. “Seperti yang diminta oleh Presiden Joko Widodo, kami harus selalu antisipasi di mana perekonomian global merupakan sesuatu yang fluktuatif dan tidak bisa diprediksi,” ujarnya, di Tangerang, Minggu, 5 Januari 2020.
Erick mengatakan apa yang terjadi seperti terlihat sekarang mengenai Amerika, Iran dan Timur Tengah pasti akan juga berdampak kepada Indonesia, terutama di harga minyak. “Karena itu kami sudah antisipasi beberapa bulan yang lalu, salah satunya adalah menerapkan biodiesel B30. Dengan adanya B30, ketergantungan terhadap impor minyak bisa lebih ditekan,” kata dia.
Menurut Erick, pemerintah juga sudah mulai melakukan tender atau lelang bukan melalui trader atau perantara, melainkan langsung kepada perusahaan yang menghasilkan minyak, agar dapat memangkas margin-margin biaya yang tidak perlu. Upaya tersebut, kata dia, jangan dinilai sebagai upaya untuk memusuhi perantara karena selama harga yang ditawarkan wajar dan lebih terjangkau maka pemerintah bisa mengapresiasinya.
“Memang yang namanya untuk menekan impor migas ini bukan suatu hal yang bersifat jangka pendek, tetapi jangka menengah dan panjangnya harus dilakukan secara bertahap,” kata Erick.
Salah satu cara yang sedang diupayakan adalah dengan membangun kilang pengolahan dan bagaimana lifting sumur-sumur minyak Pertamina harus segera dikerjasamakan dengan banyak pihak.
Sebelumnya harga minyak melonjak pada setelah militer AS membunuh seorang komandan senior Iran. Pasar khawatir ketegangan di Timur Tengah meningkat dapat mengganggu produksi energi di wilayah tersebut.
Harga patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari melonjak US$ 1,87 menjadi menetap pada US$ 63,05 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah diperdagangkan setinggi US$ 64,09.
