Oleh : Yanuar Iwan
“Kenali dirimu, kenali musuhmu, seribu pertempuran, seribu kemenangan” ( Sun Tzu )
Setiap pertempuran besar selalu memacu kesadaran sejarah suatu bangsa mulai dari pertempuran Dien Bien Phu 1954 Tentara Vietminh dibawah komando Jenderal Vo Nguyen Giap berhasil membuat malu militer Perancis di Vietnam. Akibat pertempuran ini mentalitas dan semangat tempur Vietnam Utara melambung tinggi hingga mempermalukan Amerika Serikat di tahun 1975. Pertempuran 10 November 1945 serdadu-serdadu Inggris menjuluki pertempuran besar ini dengan Inferno ( neraka ) Pertempuran 10 November mempengaruhi jalannya revolusi fisik Indonesia ( 1945-1949 ).
Midway adalah sebuah atol strategis ditengah Samudera Pasifik yang bisa secara serbaguna dimanfaatkan untuk landasan pesawat tempur dan menampung logistik perang, atol yang berdiameter enam mil ini memiliki arti penting dan strategis bagi Armada AS dan Armada Jepang, dengan menguasai Midway Amerika Serikat dapat menyerang dan sekaligus bertahan dari manuver-manuver ofensif Armada Jepang di Pasifik, sementara bagi Jepang Midway dapat digunakan sebagai landasan untuk menguasai Pearl Harbor.
Midway adalah contoh nyata betapa operasi intelijen memiliki peran strategis didalam suatu pertempuran. Pembokongan Armada Jepang di Pearl Harbor memberikan pelajaran berharga bagi intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat.
Beberapa minggu sebelum Laksamana Yamamoto ( Panglima tertinggi Angkatan Laut Jepang ) dan armadanya menyerang Midway, strategi dan taktiknya sudah diketahui Laksamana Nimitz ( Panglima Armada AL Amerika Serikat di Pasifik ) Nimitz tidak terpancing ketika Yamamoto mengerahkan dua kapal induk dan beberapa kapal perang kearah Kepulauan Aleut, karena serangan Jepang sesungguhnya adalah ke Midway, Nimitz segera memerintahkan Laksdya Fletcher dan Laksdya Raymond Spruance untuk memusatkan kapal-kapal induknya, menambah jumlah dan kekuatan skuadron pesawat tempurnya diutara dan timur Midway.
Tidak terbayangkan bagaimana posisi Armada Angkatan Laut Jepang yang lebih kuat dari segi jumlah kapal dengan berbagai jenis mulai dari kapal induk ( empat kapal induk ) Akagi, Kaga, Hiryu, Soryu hingga puluhan kapal perusak berubah posisinya dari menyerang menjadi bertahan, dampak dari diketahuinya seluruh operasi Yamamoto di Midway.
Almarhum Jurnalis PK Ojong dalam Perang Pasifik menggambarkan bahwa kesalahan pengambilan keputusan dari Laksamana Madya Chuichi Nagumo ( Laksamana yang memimpin serangan terhadap Pearl Harbor ) yang memerintahkan untuk mengganti muatan pesawat-pesawat tempur Jepang di Kapal induk Akagi dan _Kaga_dari torpedo ke bom kemudian ke torpedo lagi membuat kesigapan dan kecepatan pesawat-pesawat tempur Jepang menjadi sangat berkurang sehingga keadaan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh 37 pesawat pembom tukik yang dilepaskan Spruance untuk menghantam Akagi yang akhirnya terbakar dan karam.
Dalam pertempuran laut pihak yang bisa memegang kendali penyerangan dengan sifat serangan mendadak yang berdampak kepada keterkejutan dan kepanikan akan berakhir dengan kemenangan, Pertempuran Midway hanya mengandalkan skuadron-skuadron pesawat tempur yang dilepaskan dari kapal induk, kecepatan, keakuratan, dan ketepatan pengambilan keputusan dari Komando tertinggi sampai dengan pilot pesawat tempur menjadi milik Laksamana Spruance karena dukungan informasi akurat dari Intelijen Angkatan Laut AS.
Tragedi kekalahan Jepang di Midway terus berlanjut. Kaga dan Soryu diserang pesawat pembom tukik ketika sedang mengisi bahan bakar kedua kapal induk tersebut terbakar dan karam.
Serangan balasan dari Hiryu dengan 12 pesawat pembom tukiknya walaupun bisa menghancurkan Kapal Induk Yorktown, justru membuat posisi Hiryu diketahui oleh Spruance dan pada tanggal 4 Juni 1942 sore hari 24 pembom tukik berhasil menjatuhkan 4 bom tepat sasaran, dini hari tanggal 5 Juni Hiryu menyusul Akagi, Kaga, dan Soryu karam didasar Samudera Pasifik.
Didalam film Midway ( 2019 ) Sutradara Rolland Emmerich berhasil menggambarkan adegan dramatis ketika Laksamana Yamamoto yang berada dikapal induk Yamato menerima laporan dari ajudannya, “Apakah kita akan menyerang balik laksamana”? Yamamoto dengan sosok percaya diri dan tenang memberikan perintah untuk mundur teratur.
Pertempuran Midway ( Juni 1942 ) menjadi titik balik yang tragis bagi Jepang kehilangan 4 kapal induknya, ratusan pesawat terbang, dan ribuan prajuritnya membuat arah Perang Pasifik menjadi berubah Armada Jepang yang taktis dan ofensif sejak Desember 1941 mulai tertekan dan dipaksa untuk defensif terus menerus, yang dikhawatirkan oleh Yamamoto bahwa industri militer AS akan bangkit jika Jepang tidak bisa menghancurkan Armada AL Amerika Serikat di Pasifiik sebelum 1943 menjadi kenyataan, AS mampu merubah industri sipilnya menjadi industri militer yang kuat dan besar guna memasok segala kebutuhan perang diberbagai medan. Dari segi moral Pertempuran Midway telah membangkitkan moral pasukan AS untuk terus merangsek maju dengan tujuan akhir Tokyo.
Berita kekalahan Jepang di Midway terus dirahasiakan Departemen Pertahanan Jepang selama Perang Pasifik berlangsung ( 1941-1945 ) para petinggi militer Jepang diperintahkan untuk tutup mulut dan para prajurit yang terlibat Pertempuran Midway diasingkan dan diisolasi.
Menutup rahasia kekalahan untuk tetap memperkuat moril dan semangat tempur memang dibutuhkan, tetapi yang lebih menentukan adalah perkembangan industri peperangan, strategi, dan operasi intelijen yang akurat dan profesional. Kekalahan didalam suatu pertempuran memang menyakitkan jenderal, apalagi dengan pertempuran penting sekelas Midway.
Cisarua, Maret 2021.