Channel9.id-Jakarta. Pemimpin Kudeta Myanmar, Min Aung Hlaing, telah menyampaikan pernyataan pertamanya di TV yang mana ingin menjustifikasi tindakannya di tengah panasnya kondisi di Myanmar saat ini.
Dilansir oleh BBC, Min Aung Hlaing masih membahas soal kekalahannya pada pemilu November kemarin. Dia mengatakan bahwa kemenangan Aung San Suu Kyi merupakan sebuah kecurangan.
Pidato Min Aung Hlaing membuat publik Myanmar makin geram. Melalui sosial media, warga Myanmar menunjukkan kekesalannya dengan memukul panci dan wajan di depan TV saat Min Aung Hlaing berpidato.
Dalam pidatonya, Jendral Myanmar ini lebih menitik beratkan kepada alasan terjadinya kudeta daripada ancaman kepada para pengunjuk rasa.
Dia mengatakan bahwa pengawas pemilu telah gagal untuk menyelidiki kecurangan pemilu November kemarin dan juga telah membiarkan kampanye-kampanye yang tidak adil. Dia berjanji akan mengadakan pemilu ulang dan akan memberikan kekuasaannya ke sang pemenang di bawah “Pengawas pemilu” yang baru.
Baca juga : Warga Myanmar Akan Tetap Demo Walaupun Dilarang
Min Aung Hlaing mengatakan jika ia menang dalam pemilu ulang tersebut, kepemerintahannya akan tidak akan seperti kekuasaan militer sebelumnya, kekuasaan militer yang telah menguasai Myanmar selama 49 tahun lamanya.
Dia mengatakan bahwa visi kepemerintahan ia nanti adalah, kepemerintahan dengan “demokrasi yang benar dan juga disiplin,”. Ujarannya ini mendapat cemoohan dari masyarakat Myanmar di sosial media.
Jenderal Myanmar ini juga mengatakan kepada masyarakat Myanmar untuk “mengikuti fakta yang ada daripada mengikuti kemauan masing-masing”. Min Aung Hlaing tidak mengancam masyarakat Myanmar secara langsung, ia hanya berujar bahwa “tidak ada seorangpun yang diatas hukum.”
(RAG)