minyak atsiri
Ekbis

Minyak Atsiri Indonesia Dilirik Rusia, Potensi Transaksi Capai Rp2 Miliar

Channel9.id, Jakarta – Kementerian Perdagangan RI melalui Atase Perdagangan (Atdag) RI di Moskow sukses membuka peluang baru bagi ekspor minyak atsiri Indonesia. Hasil fasilitasi tersebut mempertemukan pelaku usaha tanah air dengan perusahaan Rusia, Kema Club, yang berpotensi menghasilkan transaksi senilai USD 123,40 ribu atau sekitar Rp2,01 miliar.

Peluang bisnis ini berawal dari tindak lanjut Atdag RI Moskow, Ardianto Mahdi Wibowo, terhadap buyer yang hadir di pameran Global Ingredients Show pada 15–19 April 2025. Dari komunikasi tersebut, Kema Club menyatakan minat pada 14 jenis minyak atsiri asal Indonesia, mulai dari nilam, jeruk nipis, rosemary, akar wangi, hingga kenanga.

“Kami menindaklanjuti permintaan minyak atsiri dari Kema Club dengan menghubungi beberapa pelaku usaha di Indonesia. Sampel telah dikirim dan diterima pada 10 Juli 2025, saat ini masih dalam tahap uji. Kami menunggu kabar baik untuk realisasi pembelian,” ujar Ardianto.

Kema Club dikenal sebagai pemain penting di Rusia yang bergerak di bidang kosmetik, parfum, serta pemasok bahan baku industri makanan dan minuman. Dalam negosiasi awal, mereka meminta sampel dan penawaran harga Free on Board (FoB) sebelum memutuskan kontrak lebih lanjut.

Menurut data Kemendag, Rusia mengimpor minyak atsiri senilai USD 3,16 miliar pada 2024. Namun, porsi Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar USD 215 ribu atau kurang dari satu persen dari total impor Rusia. Padahal di tahun yang sama, ekspor minyak atsiri Indonesia ke dunia mencapai hampir USD 1 miliar.

“Peluang ini membuka jangkauan pasar Rusia dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok minyak atsiri berkualitas di pasar global,” tambah Ardianto.

Selain itu, hubungan dagang Indonesia–Rusia sedang menunjukkan tren positif. Periode Januari–Juni 2025 mencatat total perdagangan dua negara ini mencapai USD 2,68 miliar, tumbuh 52,37 persen dibanding tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia ke Rusia naik signifikan menjadi USD 997,90 juta, sementara impor dari Rusia tercatat USD 1,68 miliar.

Dengan meningkatnya minat dari Rusia, minyak atsiri Indonesia berpotensi memperluas pasar nontradisional sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar lama. Jika transaksi dengan Kema Club terealisasi, hal ini bisa menjadi pijakan penting bagi produk minyak atsiri lokal untuk masuk lebih dalam ke industri kosmetik dan parfum Rusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  2  =