Channel9.id-Jakarta. Bank Indonesia (BI) menggunakan tiga instrumen intervensi untuk memitigasi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) agar sektor moneter Tanah Air tetap stabil. “Yang akan kami lakukan khusus untuk stabilisasi sektor moneter, kami melakukan triple intervention,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Jakarta, Rabu 26 Februari 2020.
Menurut dia, tiga instrumen itu adalah domestic non-delivery forward
(DNDF), pasar spot, dan pasar obligasi. Destry menjelaskan DNDF merupakan
instrumen lindung nilai atau hedging kepada investor yang masuk ke Indonesia.
DNDF, kata Destry, penyelesaiannya dilakukan di Indonesia menggunakan rupiah
yang terbukti berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah selama 2018-2019. “Ini
sangat efektif untuk men-smoothing nilai tukar kita sendiri.”
Bank sentral, lanjut dia, juga menggunakan pasar spot namun jumlahnya tidak banyak. “Ada suatu korelasi erat antara inflow offshore terhadap spot market. Saat jual, sebagian akan beli spot, sebagian lagi tetap mempertahankan di rupiah,” imbuhnya.
Intervensi ketiga, kata Destry, yakni BI masuk di pasar obligasi atau bonds market untuk surat berharga negara (SBN). “Kami juga ingin menstabilkan sektor keuangan khususnya rupiah sehingga yield SBN 6,5 persen, kembali juga dilihat kredibilitas pemerintah yang sangat positif,” ucapnya.
Sebelumnya, BI mengoreksi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 dari sebelumnya 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen. Koreksi disebabkan pengaruh ekonomi global yakni dampak, khususnya virus corona.