Channel9.id-Jakarta. Sebuah lagu tercipta bisa dari mana saja, bahkan bisa juga di perantauan. Demikian dengan Mitty Zasia yang mengenang perjalanan panjangnya sebagai perantau sejak meninggalkan kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara, pada 2014.
Penyanyi dan penulis lagu ini mengungkapkan bahwa keputusan merantau ia ambil demi menggapai impian yang selama ini ia cita-citakan. Namun, hidup jauh dari keluarga, terutama di momen-momen tertentu, tak selalu mudah baginya.
“Apalagi ketika bulan puasa seperti ini, ada momen yang sangat aku rindukan bersama keluarga di sana. Seperti sahur dan puasa pertama bersama mereka. Mungkin itu sederhana, tapi aku sudah bertahun-tahun tidak bisa merasakan momen itu. Mungkin hal ini juga dirasakan oleh para perantau sepertiku,” kata Mitty beberapa waktu yang lalu.
Selain kerinduan terhadap keluarga, Mitty juga mengakui bahwa hidup sebagai perantau memiliki tantangan tersendiri. Ia harus menghadapi kesepian, menyelesaikan berbagai permasalahan sendiri, dan tidak selalu bisa berbagi cerita dengan keluarga di kampung halaman.
“Dulu aku bisa dibilang anak yang manja dan dimanja sama orang tuaku. Bahkan teman-teman sekolahku tahu itu. Tapi setelah dipikir-pikir, orang semanja aku di masa lalu kok bisa bertahan sejauh ini di perantauan. Aku sampai bilang sama diriku sendiri, ternyata aku sekuat ini bisa terus bertahan,” tutur penyanyi yang kini menetap di Yogyakarta.
Perjalanan hidupnya di perantauan pun ia tuangkan dalam sebuah karya lagu berjudul ‘Untuk Perempuanku di Cermin’, yang dinyanyikan bersama Fanny Soegi. Sebuah lagu yang menjadi single kedua dalam album keduanya, ‘Nanti Malam Ku Pikir Lagi’, yang telah dirilis pada Oktober 2024.
Melalui lagu tersebut, Mitty ingin membagikan pengalaman dan perasaannya kepada para pendengar yang mungkin mengalami hal serupa.
“Dari banyaknya hal rumit yang aku hadapi, ternyata aku kuat dan masih bisa bertahan. Aku tulis lagu ini agar nantinya ketika aku merasa lelah, atau pun para perempuan (khususnya) yang mendengarkan lagu ini, bisa merasakan lelahnya tanpa harus pura-pura tidak merasakan lelah. Cape nggak apa-apa, mau nangis pun nggak apa-apa. Dan yang harus diingat adalah, aku dan kita semua ternyata bisa sehebat itu masih bisa bertahan dan ada untuk diri kita sendiri sampai hari ini,” papar Mitty.
Untuk lebih mengenalkan single ini sendiri, Mitty Zasia bersama Fanny Soegi merilis video lirik dan juga tayangan live session lagu ‘Untuk Perempuanku di Cermin’ di kanal Youtube Mitty Zasia, dan resmi dirilis pada Jumat (7/3/205).
Lagu ‘Untuk Perempuanku Di Cermin’ versi live session sendiri direkam secara langsung di Studio Kuaetnika, studio yang ada di dalam komplek Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, salah satu pusat budaya bersejarah di Yogyakarta. Dalam live session untuk lagu ini, selain melibatkan Fanny Soegi, aku pun melibatkan beberapa nama musisi lain. Salah satunya adalah Ronie Udara. Dan dari sisi visual, aku pun berkolaborasi dengan Mas Bagus Kresnawan bersama teman-temannya di GAS!,” jelas Mitty.
Mitty menyampaikan, pemilihan Fanny Soegi sebagai kolaborator dalam lagu ‘Untuk Perempuan di Cermin” ini sendiri didasari ketika ia mendengar hal-hal yang Fanny kisahkan dalam sebuah podcast bersama Soleh Solihun. Dari berbagai macam perasaan yang ia rasakan bersama lagunya tersebut, Mitty merasa bahwa lagu ‘Untuk Perempuan di Cermin’ harus ia bawakan bersama Fanny Soegi.
“Ketika aku menonton podcast tersebut, aku benar-benar merasa perasaan yang ada di dalam lagu ini harus dibawakan sama aku dan juga Fanny. Belum lagi, Fanny juga ternyata sama-sama merantau seperti aku,” pungkas Mitty.
Baca juga: Radja Rilis Lagu Religi ‘Assalamualaikum’ Bawa Pesan Perdamaian di Bulan Ramadhan
Kontributor: Akhmad Sekhu