Channel9.id-Jakarta. Partai Demokrat mengakui mayoritas kadernya menginginkan bergabung ke pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai jika Partai Demokrat Ingin bergabung semua tergantung dengan Jokowi dengan pertimbangan parpol koalisi.
“NasDem tentu mengapresiasi pilihan politik Partai Demokrat untuk gabung ke pemerintah, Namun keputusan menerima dalam KIK (Koalisi Indonesia Kerja) atau tidak akan diputuskan oleh presiden dengan pertimbangan partai-partai koalisi tentu,” kata Ketua DPP NasDem, Irma Suryani Chaniago kepada wartawan, Kamis (13/8/2019).
Irma mengatakan, Demokrat belum menyampaikan secara resmi dukungan untuk pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Namun, tak dapat dimungkiri setiap partai yang ingin bergabung koalisi pemerintah mengincar kursi kabinet kerja.
“Sepertinya semua partai politik yang mau gabung ke pemerintah saat ini pasti punya keinginan join di kabinet. Demokrat yang bukan merupakan penggagas ganti presiden dan bukan partai pengguna politik identitas yang menghantam Jokowi habis-habisan wajar jika ingin gabung ” ujarnya.
Sementara, Ketua DPP Partai Golkar Andi Harianto Sinulingga menyerahkan ke Presiden Jokowi dan parpol KIK soal keinginan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang ingin merapat ke koalisinya.
“Ya terserah Pak Jokowi saja, yang penting apa yang nyaman oleh Pak Jokowi dan semua parpol koalisi,” kata Andi.
Namun dia menilai bahwa koalisi KIK yang diisi PDIP, Golkar, NasDem, PPP, PKB, PSI, Perindo, Hanura sudah sangat cukup. “Sepertinya lebih dari cukup ya,” tandas Andi Sinulingga.
Sebelumnya, Partai Demokrat tegaskan belum memiliki sikap resmi pasca Pemilu 2019. Meskipun, mayoritas kader menginginkan agar partai besutan SBY itu merapat mendukung Jokowi-Ma’ruf.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan kembali jika pernyataan Ferdinand tersebut belum menjadi sikap resmi partai belambang mercy. Sikap resmi, kata Syarief baru akan diputuskan melalui Majelis Tinggi Partai Demokrat.
“Ya belum diputuskan sama Majelis Tinggi gitu loh. Memang kan pembicaraan kan di antara kader kan ada yang mau masuk ada yang tidak gitu loh iya kan. Tapi kan komunikasi kan dengan presiden terpilih kan jalan terus, kalau memang sudah pasti pada saatnya akan disampaikan secara resmi,” tutur Syarief.