Politik

Negara Demokratis Membutuhkan Adanya Partai Politik

Channel9.id – Jakarta. Partai politik sebagai tulang punggung bagi berjalannya demokratisasi, sehingga peran penting partai politik tidak bisa dilepaskan sebagai rantai panjang yang menghasilkan arah kebijakan sebuah pemerintahan.

Meskipun memiliki peran penting, partai politik saat ini mengalami tantangan dan sejumlah persoalan yang berkaitan dengan tugas fungsinya.

Guna mengurai persoalan tersebut, Yayasan Menggiring Arus Dunia dan International Politics Forum menggelar Webinar Series yang bertemakan ‘Peluang dan Tantangan Partai Politik di Pemilu 2024’.

Dalam webinar kali ini menghadirkan pembicara diantaranya Neneng Sobibatu Rohmah. Dosen Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman), Roy Imanuddin (Peneliti Katadata Insight Center) dan Hendra Sunandar (Mahasiwa Magister Komunikasi Politik, Universitas Paramadina).

Dalam kesempatan ini, Neneng menjabarkan tentang perlunya partai politik memperkuat kelembagaan dan kembali pada tugas dan fungsinya sebagaiman partai politik didirikan. Neneng mengatakan, salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik, dalam proses ini partai mencari anggota baru dan mengajak orang-orang berbakat berpartisipasi dalam proses politik untuk menjaga kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara menyeleksi calon-calon pemimpin.

Namun, Neneng menyayangkan bahwa kondisi hari ini partai politik banyak mengambil jalan praktis untuk demi kepentingan pemilu.

“Banyak jalan praktis yang dilakukan partai politik, seperti PSI yang memilih Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum, padahal baru dua hari mendapatkan keanggotaan partai. Adanya transaksi yang terjadi antara caleg dengan partai politik yang akan mengusung juga kerap kali terjadi,” terang Neneng.

Dalam kesempatan yang sama, Roy Imanuddin menitikberatkan pada rendahnya Party ID di era reformasi saat ini. Roy menuturkan rendahnya kedekatan Masyarakat dengan partai politik menimbulkan tingginya floating mass saat ini. Kondisi ini memicu maraknya politik uang yang terjadi di Masyarakat.

“Hilangnya politik aliran dan hanya 15% pemilih merasa dekat dengan partai menjadi pintu masuk politik transaksional saat ini. Hal ini juga dipicu oleh partai politik yang cendung berada di ‘tengah’ meninggalkan garis ideologinya. Hal ini membuat antar partai politik saat ini hampir tidak memiliki perbedaan,” ujar Roy.

Pembicara terakhir, Hendra Sunandar menuturkan bahwa partai politik politik adalah pilar penting dalam berjalannya demokratisasi sebuah negara. Terlepas dari sejumlah tantangan besar yang dihadapi, partai politik adalah motor yang menghidupkan demokrasi dalam suatu negara.

Namun, mengutip temuan Edelman Trust Barometer Tahun 2023, Hendra menyampaikan data bahwa saat ini dunia mengalami age of distrust terhadap ‘Government Leaders’. Hendra menilai kondisi ini menjadi tantangan utama partai politik untuk mampu kembali pada tugas dan fungsinya sebagaimana awal didirikan. Disamping juga perlu adanya penguatan indeks literasi di Masyarakat.

“Tantangan hari ini cukup kompleks, disamping kita memasuki era ketidakepercayaan terhadap institusi, kita juga dituntut dapat lebih meningkatkan indeks literasi di Masyarakat. Disaat yang sama, institutionalisme partai politik juga perlu diperkuat,” ujar Hendra.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang melibatkan sejumlah akademisi dan pemerhati politik dari berbagai level masyaakat. Untuk diketahui, Webinar Series yang digelar oleh Yayasan Menggiring Arus Dunia dan International Politic Forum selalu hadir secara berseri dengan tema-tema yang menarik dan krusial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =