Channel9.id-Nepal. Ratusan kebakaran hutan di salah satu musim panas terburuk akhir-akhir ini menyebabkan asap dan debu tebal menyelimuti kota-kota di Nepal pada Selasa (30/03/2021).
Musim kemarau di Nepal biasanya mencapai puncaknya pada bulan Maret dan April. Sejak bulan November, 73 dari total 77 distrik di Nepal melaporkan adanya kebakaran hutan. Laporan itu merupakan rekor kebakaran hutan tertinggi di Nepal, menurut Laporan Cuaca CNN.
Pengelola Kebakaran Hutan Nepal telah mencatat sebanyak 2,087 kebakaran hutan telah terjadi di Nepal sejak 15 November 2020 dan sampai tanggal 25 kemarin setidaknya masih ada 524 api yang masih membara di hutan-hutan Nepal yang menyebabkan debu, abu dan asap menyelimuti daerah sekitarnya.
Peta kebakaran dari satelit NASA menujukkan titik-titik kebakaran disepanjang lereng pegunungan Himalaya, dan sedikit demi sedikit mulai naik keatas.
Foto-foto yang diambil oleh satelit Copernicus Sentinel-2 milik Uni Eropa menunjukkan daerah timur lembah Kathmandu sepenuhnya ditutupi oleh asap tebal. Suasana jalanan kota Kathmandu diselimuti oleh asap kabut, menyebabkan kualitas udara dan jarak pandangan menjadi buruk.
Disaat kebakaran masih membara saat ini, kualitas udara disana semakin buruk pada hari Selasa (30/03/2021). Pada Selasa siang, Kathmandu dinilai memiliki kualitas udara “sangat tidak sehat” menurut Indeks Kualitas Udara Dunia dengan skor 225.
Dari semua partikel di dalam udara, PM 2.5. merupakanlah partikel yang paling perlu diperhatikan. Partikel microscopic berbahaya ini mempunyai diameter tidak lebih dari 2.5 micrometer, dan dianggap berbahaya karena dapat masuk ke paru-paru lalu ke aliran darah dan juga ke organ-organ lainnya.
Tingkat PM 2.5 di Kathmandu sendiri mencapai 363 mikrogram per kubik meter pada hari Selasa. WHO mengatakan diatas angka 25 itu sudah tidak aman.
Ratusan kebakaran hutan di salah satu musim panas terburuk akhir-akhir ini menyebabkan asap dan debu tebal menyelimuti kota-kota di Nepal pada hari Selasa (30/03/2021).
Musim kemarau di Nepal biasanya mencapai puncaknya pada bulan Maret dan April. Sejak bulan November, 73 dari total 77 distrik di Nepal melaporkan adanya kebakaran hutan. Laporan itu merupakan rekor kebakaran hutan tertinggi di Nepal, menurut Laporan Cuaca CNN.
Pengelola Kebakaran Hutan Nepal telah mencatat sebanyak 2,087 kebakaran hutan telah terjadi di Nepal sejak 15 November 2020 dan sampai tanggal 25 kemarin setidaknya masih ada 524 api yang masih membara di hutan-hutan Nepal yang menyebabkan debu, abu dan asap menyelimuti daerah sekitarnya.
Peta kebakaran dari satelit NASA menujukkan titik-titik kebakaran disepanjang lereng pegunungan Himalaya, dan sedikit demi sedikit mulai naik keatas.
Foto-foto yang diambil oleh satelit Copernicus Sentinel-2 milik Uni Eropa menunjukkan daerah timur lembah Kathmandu sepenuhnya ditutupi oleh asap tebal. Suasana jalanan kota Kathmandu diselimuti oleh asap kabut, menyebabkan kualitas udara dan jarak pandangan menjadi buruk.
Disaat kebakaran masih membara saat ini, kualitas udara disana semakin buruk pada hari Selasa (30/03/2021). Pada Selasa siang, Kathmandu dinilai memiliki kualitas udara “sangat tidak sehat” menurut Indeks Kualitas Udara Dunia dengan skor 225.
Dari semua partikel di dalam udara, PM 2.5. merupakanlah partikel yang paling perlu diperhatikan. Partikel microscopic berbahaya ini mempunyai diameter tidak lebih dari 2.5 micrometer, dan dianggap berbahaya karena dapat masuk ke paru-paru lalu ke aliran darah dan juga ke organ-organ lainnya.
Tingkat PM 2.5 di Kathmandu sendiri mencapai 363 mikrogram per kubik meter pada hari Selasa. WHO mengatakan diatas angka 25 itu sudah tidak aman.
Tapi masih ada harapan menurut laporan lamaran cuaca CNN. Pada hari Selasa dan Rabu nanti ada kemungkinan 40% turunnya hujan.
(RAG)
Tapi masih ada harapan menurut laporan lamaran cuaca CNN. Pada hari Selasa dan Rabu nanti ada kemungkinan 40% turunnya hujan.
(RAG)