Channel9.id – Jakarta. Nilai tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut merupakan hasil hitungan Artificial Intelligence (AI). Hal tersebut terungkap dengan perhitungan sederhana yang direkayasa ulang oleh ekonom James Surowiecki dan laman The Verge.
Dilansir The Verge, Sabtu (5/4/2025), angka tarif baru itu disebut sama dengan perhitungan yang disederhanakan yang ditanyakan kepada AI Chatbot. Menurut laporan The Verge, tim Trump perlu menggunakannya karena formulasi harus dilakukan dalam waktu singkat.
Sementara itu, Surowiecki mengatakan seseorang bisa membuat angka yang sama seperti perhitungan Gedung Putih. Caranya, yaitu dengan mengambil angka defisit perdagangan suatu negara dengan AS, kemudian dibagi dengan total ekspor mereka ke AS.
“Bagi dua angka tersebut, dan Anda akan mendapatkan tarif timbal balik diskon yang siap digunakan,” kata Surowiecki.
Sejumlah pengguna X dilaporkan juga merekayasa ulang perhitungan serupa. Mereka melakukan percobaan dengan meminta pada sejumlah chatbot yakni ChatGPT, Gemini, Claude, dan Grok. Perhitungannya dengan memecahkan defisit perdagangan dan menempatkan AS pada level yang sama, dengan rumus yang dihasilkan chatbot sama, yakni defisit dibagi ekspor.
Namun Gedung Putih membantah klaim tersebut. Pihak pemerintah menyebutkan akan mempublikasikan rumus yang digunakan.
Diketahui, Trump pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat mengumumkan dua tarif baru. Tarif pertama adalah universal senilai 10 persen yang berlaku untuk 180 negara, dan tarif kedua adalah resiprokal (timbal-balik) yang berlaku untuk 60 negara yang nilainya berbeda-beda.
Saat mengumumkan tarif resiprokal, Trump memegang papan yang berisikan dua kolom, yaitu kolom tarif yang dikenakan suatu negara terkait untuk AS, dan kolom tarif resiprokal dari AS yang nilainya separuhnya.
Trump tidak pernah menjelaskan secara rinci asal-usul angka di kolom pertama.
HT
