Channel9.id-Jakarta. Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia per tahun 2050—menyusul Cina, India, dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang baik dan berkualitas.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ke-59 UNJ, Selasa (16/5).
Perihal SDM itu, menurut Azwar, ada berbagai hal yang perlu disorot. Salah satunya yaitu mengenai stunting. Adapun stunting adalah gagalnya tumbuh kembang anak dan ini akan memengaruhi penurunan kognitif hingga fisik. Pada gilirannya, stunting berisiko menurunkan kualitas SDM negeri. Masalah ini bisa dicegah dengan perbaikan gizi sejak si anak dalam kandungan si ibu.
Azwar berharap kampus terus mengampanyekan kepada ibu hamil mengenai “pentingnya perbaikan gizi dimulai sejak anak dalam kandungan. Sebab generasi selanjutnya akan menghuni negara kita di 2050 nanti.”
“Kesadaran kolektif itu yang harus digerakkan dari kampus ini,” pungkasnya, menunjuk UNJ.
Bersamaan dengan itu, ia menambahkan bahwa pihaknya tengah mendorong dua dari lima program prioritas Pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, yaitu pembangungan SDM dan penyederhanaan birokrasi.
“Itu kebijakan makronya. Teknisnya di instansi pembina yaitu di Kemendibudristek (red: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi),” lanjutnya.
Adapun reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangungan SDM dan penyederhanaan birokrasi. “Reformasi birokrasi merupakan engine yang dapat memastikan ketercapaian tujuan dan sangat tepat jika ini menjadi bagian komprehensif untuk mencapai target pembangunan,” terangnya.
Ia melanjutkan bahwa reformasi birokrasi itu meliputi berbagai hal, mulai dari kebijakan, penyederhanaan proses bisnis, manajemen kinerja, perampingan struktur organisasi, pembagian kewenangan, relasi antaraktor, peningkatan kapasitas SDM, dan sebagainya.
Sebelumnya, Azwar Anas turut mengatakan bahwa birokrasi ke depan harus memberi dampak positif sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
“Dampak ini penting. Saya minta kita semua ini mulai pertanyakan, dampak kita ini apa?” Ia menambahkan, terlepas dari kesibukan masing-masing birokrat, “birokrasi harus mempertanyakan sudah memberi dampak apa bagi rakyat? Apa dampaknya bagi mahasiswa dan apa yang sudah diperbuat untuk peningkatan kualitas pendidikan?”
Baca juga: Dies Natalis UNJ ke-59, Rektor Berharap Sinergi Makin Kuat Menyongsong “Universitas Berkelas Dunia”
Baca juga: UNJ Luncurkan Buku 59 Pemikiran Tentang Pendidikan di Acara Dies Natalis