Channel9.id-Jakarta. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan otomotif ternama di Tokyo, Jepang, Selasa (19/11). Dalam rangkaian pertemuan itu, Menteri Agus mengaku mendapatkan laporan rencana investasi baru pabrikan otomotif Jepang di Indonesia senilai Rp 33,4 triliun.
“Kami mendapat laporan tentang rencana ekspansi dari Toyota Group sebesar Rp28,3 triliun. Ini termasuk pengembangan Toyota, Daihatsu, dan Hino,” ujarnya.
Investasi ini akan direalisasikan dalam periode lima tahun, yakni 2019-2023 di Indonesia. Di samping itu, Honda menyampaikan akan merealisasikan investasi sebesar Rp5,1 triliun pada periode 2019-2023.
“Investasi tersebut untuk model baru dan pendalaman industri, lokalisasi dan sebagainya. Karena memang salah satu nilai positif dari Honda adalah menempatkan pusat penelitian dan pengembangannya di Indonesia,” papar Menperin.
Agus menjelaskan, pihaknya mengajak para investor tersebut agar bisa membawa atau membangun pusat R&D-nya di Indonesia.
“Kami jelaskan ada regulasi PP No 45/2019, yang memberikan fasilitas super deduction tax. Jadi, industri yang bangun R&D akan dapat super deduction tax sebesar 300%,” ujarnya.
Menperin juga mengharapkan kepada Krakatau Nippon Steel Sumikin (Nippon Steel Group) agar terus meningkatkan porsi baja canai gulung dingin lokal, agar tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sektor otomotif meningkat sekaligus bisa menekan impor.
“Misi kami bertemu dengan Nippon Steel agar Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) bisa meningkatkan porsi baja canai gulung dingin atau CRC (cold rolled coil),” ujar Menperin seraya menambahkan, hal ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk mencari substitusi barang sejenis yang diimpor dari Jepang sebagai bahan baku sektor otomotif.
Pada kegiatan one on one meeting di Tokyo, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita juga telah bertemu sejumlah industri otomotif asal Negeri Sakura, antara lain dengan direksi Mitsubishi Motors Corporation (MMC), Toyota Group, Daihatsu Motor Corporation, Hino Motor, Suzuki Motor Corporation, Isuzu Japan, dan Honda Motor.
Hal ini seiring dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang memprioritaskan pengembangan industri otomotif di dalam negeri agar lebih berdaya saing global.