Channel9.id-Jakarta. Pakar terorisme Singapura Jasminder Singh, PhD, menyebut kelompok-kelompok teroris di Indonesia seperti Jamaah Islamiyah semakin lemah.
Belakangan ini tidak ada pemimpin yang kuat di kelompok teror seperti Jamaah Islamiyah. “Abu Bakar Ba’syir, Aman Abdurrahman, Abu Rusdan, semua ditangkap. Karena tidak ada pemimpin, semua group sudah tidak jalan,” ujar Pakar Security dari Nanyang Technology University, dalam Seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Bhayangkara Jaya (Senin/8/8/2022).
Baca juga: Lemkapi Apresiasi Penangkapan 17 Tersangka Terorisme
Walaupun demikian, situasi ini tidak bisa membuat kita lengah. Karena menurut Jasminder, gerakan teroris selalu terkait dengan gerakan internasional. Di Asia Tenggara, apa yang terjadi di Marawi Filipina, bisa berpengaruh dengan gerakan teroris di Indonesia, apa yang ada di luar negeri bisa di copy oleh kelompok terror di dalam negeri.
Menurut Jasminder, gerakan seperti Jamaah Islamiyah memiliki networking dengan Al Qaida. Di Indonesia, ada pondok pesantren, di mana pelajar-pelajar ini bisa belajar ke berbagai negara di Timur Tengah dan berjejaring dengan kelompok terror di sana.
Karena itulah, Prof. Bilveer Singh yang juga ayah dari Jasminder dan senior Profesor di National Singapore University menyoroti pentingnya perhatian kepada issues keamanan. “Kalau kita mengabaikan issues keamanan, dampaknya adalah kerugian. Indonesia 77 tahun merdeka, bisa kehilangan semuanya,” ujarnya.
Bilveer, juga menyebut issues keamanan masa kini tidak hanya soal terorisme dan radikalisme. Tetapi lebih komplek dari itu. “Mereka yang tergabung dalam terorisme itu pintar-pintar. Jadi kita harus berada di depan mereka, harus lebih pintar dan maju dari mereka. Jika kita di belakang mereka, kita akan dikalahkah mereka,” ujar Bilveer Singh.
Dengan rendah hati, Prof, Bilveer mengingatkan bahwa pandangannya yang disampaikan pada seminar ini, adalah dalam perspektif Singapura, karena dia orang Singapura. Bilveer mengingatkan agar masalah suatu negara, paling penting masalah di dalam negeri. “Jika masalah dalam negeri kuat, kita tak bisa mudah dikalahkan,” pungkasnya.