Channel9.id-Jakarta. Setelah menjalani negosiasi selama bertahun-tahun dengan lebih dari 100 negara, PBB akhirnya menyetujui pakta internasional pertama yang melindungi lautan lepas, dikutip dari Al Jazeera pada Senin (6/3). Kelompok-kelompok aktivis lingkungan menyebutkan bahwa pakta ini dapat mengembalikan jumlah biodiversitas laut dan menjamin adanya perkembangan yang konsisten.
“Kapal sudah berlabuh,” ujar ketua konferensi PBB, Rena Lee di markas PBB, New York, yang disambut tepuk tangan meriah dan panjang dari para anggota PBB.
Pakta yang mengikat secara hukum itu akan mengkonservasi dan menjamin pemanfaatan biodiversitas laut secara berkala. Sebelum diresmikan, pakta tersebut sudah didiskusikan selama 15 tahun.
Pakta tersebut dilihat sebagai komponen krusial dalam upaya melindungi 30% daratan dan lautan dunia pada akhir dekade ini, sebuah target yang disebut dengan “30 by 30” yang disetujui di Montreal, Canada, pada Desember tahun lalu.
Pakta tersebut juga menyebutkan bahwa negara-negara dibawah perjanjian tersebut untuk melakukan penilaian dampak lingkungan dalam aktivitasnya di laut lepas.
Kepentingan ekonomi menjadi bahan diskusi utama dalam negosiasi terakhir pakta tersebut yang dimulai pada 20 Februari lalu. Diskusi tersebut menunjukkan negara-negara berkembang yang meminta adanya pembagian yang lebih besar dari “ekonomi biru”, termasuk pentransferan teknologi.
Diskusi soal pembagian benefit dari sumber genetik laut yang digunakan dalam industri-industri, seperti contohnya bioteknologi, disebutkan juga menjadi salah satu penyebab mengapa pakta ini baru disepakati 15 tahun kemudian.
Laut lepas sendiri adalah wilayah laut diluar wilayah Zona Ekonomi Eksklusif. Laut lepas sendiri merupakan zona netral.
Baca juga: PBB Beri Peringatan: Tak Ada Cara Kredibel untuk Jaga Suhu Bumi
Walaupun zona laut lepas mencakup lebih dari 60% laut dunia dan mencakup hampir dari setengah daratan dunia, mereka sudah lama tidak diperhatikan karena dunia lebih fokus terhadap perairan pantai dan beberapa spesies ikonik.
Ekosistem laut yang memproduksi setengah oksigen yang manusia konsumsi dan melindungi dunia dari pemanasan global karena menyerap sebagian besar karbon dioksida yang diciptakan oleh aktivitas manusia. Namun kini mereka terancam oleh perubahan iklim, polusi, dan penangkapan ikan berlebihan.
(RAG)