Channel9.id-Myanmar. Upaya Myanmar dalam mengendalikan Covid-19 terhambat setelah pihak militer melakukan kudeta pada tanggal 1 Februari yang menyebabkan negara itu jatuh ke dalam kekacauan.
Dilaporkan oleh media pemerintah, Global New Light of Myanmar, dalam upayanya untuk mengendalikan pandemi, menteri kesehatan pilihan junta melaporkan kalau sudah 1,6 juta dari total 54 juta orang Myanmar sudah divaksin, Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Tahanan Politik Junta Meninggal Karena Covid-19
Global New Light of Myanmar melaporkan akan ada 750,000 vaksin Cina yang akan tiba di Myanmar pada hari Kamis dan lebih banyak lagi di masa mendatang nanti. Kementerian kesehatan junta memprediksi setengah populasi Myanmar akan sudah divaksin pada akhir tahun nanti.
PBB menyatakan dalam laporannya kalau pada hari Senin mereka sedang meningkatkan upaya untuk melawan pelonjakan tinggi kasus Covid-19 di seluruh dunia dan dikabarkan kalau Myanmar akan menerima vaksin dari COVAX pada tahun ini untuk 20% populasinya.
Pada hari Senin, Myanmar mencatat ada 281 orang yang meninggal karena Covid-19 dan 5,189 kasus baru, lapor media pemerintah MRTV yang mengutip kementerian kesehatannya.
Namun, menurut para petugas kesehatan dan layanan pemakaman, angka korban Covid-19 sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh pemerintah junta Myanmar dan mengatakan kalau banyak krematorium yang kewalahan.
Dikarenakan parahnya wabah Covid-19 di Myanmar, pada hari Selasa Cina mencatat kasus harian tertingginya sejak Januari, kemungkinan dikarenakan seorang warga Cina yang pulang dari Myanmar.
Zaw Wai Soe, Menteri Kesehatan Myanmar versi National Unity Government (NUG), yang dimaksudkan untuk melawan kepemerintahan Junta, menyatakan kalau ada sekitar 400,000 nyawa yang terancam jika tidak ada percepatan program vaksinasi, kutip laporan dari situs resmi Radio Free Asia (RFA)
Kritikus Junta juga mengatakan kalau banyak nyawa telah melayang karena adanya beberapa oksigen yang tidak diberikan ke khalayak publik.
(RAG)