Channel9.id-Jakarta. Kepala BPPT Hammam Riza beberapa waktu lalu mengutarakan jika rapid test kit Polymerase Chain Reaction (PCR) sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh konsorsium riset BPPT.
BPPT menggandeng segenap pemangku kepentingan, baik di bidang riset dan inovasi teknologi untuk bersama membangun sebuah ekosistem inovasi teknologi. Dengan memanfaatkan sumber kepakaran yang terdapat di berbagai institusi riset, baik di perguruan tinggi, industri atau perusahaan rintisan (start-up), lembaga pemerintah hingga komunitas, dan organisasi profesi.
Sementara itu, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, mengatakan ini adalah upaya sebuah kemandirian, mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku dan alat-alat kesehatan.
“Jadi sampai 2045 itu sudah ada roadmap. Sehingga, membuat Indonesia bangkit menjadi negara mandiri secara teknologi,” ujarnya (5/6).
Menurut dia, sesuai Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dinyatakan pemerintah harus melakukan dukungan kepada riset dan inovasi, termasuk dengan menjadi pihak yang melakukan pengadaan untuk produk-produk hasil inovasi tersebut, jika diperlukan. Selain itu, kondisi saat ini menjadi momentum bagi Indonesia melakukan hilirisasi hasil riset dan inovasi.
“Kemenristek/BRIN memiliki tiga agenda utama terkait hilirisasi riset dan inovasi. Pertama, mendorong pemanfaatan teknologi untuk masyarakat atau dikenal dengan teknologi tepat guna. Kedua, mewujudkan peningkatan nilai tambah dari produk sumber daya alam kita. Contohnya, bagaimana mengubah minyak sawit menjadi berbagai varian bahan bakar nabati dengan ditemukannya inovasi katalis ‘merah-putih’,” katanya.
“Ketiga, meningkatkan substitusi impor. Inilah yang paling relevan dengan kondisi saat ini, di mana alat kesehatan di Indonesia 90 persen dan bahan obat 95 persen berasal dari impor,” pungkasnya.