Nasional

PDAM Depok Tutup Mata atas Keluhan Warga Terdampak Pembangunan Water Tank

Channel9.id – Jakarta. “Jadi, ini benar-benar dijalankan dengan main-main tanpa kelayakan yang memadai. Pembangunan sudah jadi, kelayakan belum ada dan baru disusulkan,” kata Pengamat Ekonomi dari Indef Didik J Rachbini.

Berdirinya sebuah water tank (tangki air) milik PDAM bermuatan 10 juta liter air di Depok, menuai polemik di masyarakat. Pasalnya, water tank ini dinilai membahayakan warga sekitar karena dibangun di tengah pemukiman padat di Perumahan Pesona Depok II.

Apalagi, di sekitar water tank itu terdapat berbagai fasilitas publik seperti masjid Bahrul Ulum, SDIT, dan SMPN 32 Depok.

Sejumlah warga pun melayangkan penolakan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Hal itu disampaikan oleh perwakilan warga perumahan Pesona Depok II, Yani Suratman.

Ia mengungkapkan, warga sudah berupaya mengumpulkan bukti dan data selama 1,9 tahun untuk memperkuat gugatan. Saat ini pun warga sudah sampai pada gugatan TUN (tata Usaha Negara).

Alasan warga baru melakukan penolakan saat ini, kata Yani, karena PDAM tidak pernah melakukan sosialisasi ke warga mengenai water tank tersebut. Menurutnya, PDAM seharusnya melakukan sosialisasi terlebih dulu dengan mengajak dialog dengan warga pada area terdampak dalam radius sekitar 200 meter dari water tank.

Padahal, posisi water tank dengan area perumahan hanya berjarak 6-7 meter saja.

Alih-alih melakukan sosialisasi, lanjut Yani, PDAM justru mendapat izin dari warga dengan cara merayu secara individual dan sembunyi kepada warga antara lain kepada seorang Ketua RW setempat.

“Sosialisasi seharusnya dilakukan menurut standar Perda bahwa jika ingin melakukan sosialisasi bukan kepada ketua RT dan RW. RT-RW hanya diberitahu akan adanya penjelasan detail ihwal design engineering, buffezone yang berarti proyek itu aman,” kata Yani dalam sebuah diskusi di space Twitter yang digelar Pengamat Ekonomi dari Indef, Prof Didik J Rachbini, Minggu (18/06/2023) malam. Diskusi ini bertajuk ’10 Juta Liter Air PT Tirta Asasta Mengancam Keselamatan warga’.

Yani mengungkapkan, warga semakin kesal ketika mengetahui bahwa PT Tirta Asasta, dalam masterplannya, berencana menambah 10 juta liter water tank lagi, sehingga menjadi 20 juta liter air. Pembangunan ini rencananya dibangun ke arah Perumnas Depok.

Pembangunan tersebut akhirnya terjadi tanpa warga mengetahui bahwa yang akan dibangun adalah water tank untuk 20 juta liter air.

Dalam kesempatan itu, Pengamat Ekonomi dari Indef Didik J Rachbini menyampaikan, pembangunan water tank itu membahayakan karena 10 juta liter air ditampung bersebelahan dengan pemukiman penduduk. Jika bocor, kata Didik, water tank itu akan mencelakakan warga dan mempertaruhkan nyawa manusia di sekitarnya.

“Bukan tidak mungkin tragedi situ gintung terjadi di Depok. Saya dan kami semua yang menolak proyek serampangan ini mengingatkan jika telah terjadi korban nyawa manusia, maka pejabat yang langsung membangun dan tidak langsung membangun proyek fatal ini bertanggung jawab atas korban nyawa bila terjadi kelak. Mengapa ini harus diingatkan, karena watertank dibangun dengan gegabah di tengah pemukiman penduduk padat,” kata Didik.

Lebih lanjut, ia melihat adanya keanehan lain dalam pembangunan watertank yang sudah dilaksanakan ini, namun studi kelayakan baru akan dilakukan. Watertank tersebut juga dibangun tanpa melalui AMDAL terlebih dulu.

“Proyek sudah selesai dan siap dijalankan. Tetapi aneh setelah warga keras menolak, PDAM minta studi kelayakan proyek ini kepada Lemtek UI. Jadi, ini benar-benar dijalankan dengan main-main tanpa kelayakan yang memadai. Pembangunan sudah jadi, kelayakan belum ada dan baru disusulkan,” ungkapnya.

Baca juga: Warga Sebut Water Tank PDAM di Perumahan Depok Bisa Ancam Nyawa, Kenapa?

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  3  =